Rabu 27 Nov 2013 05:32 WIB

Harga Minyak Dunia Bergerak Turun

Harga minyak merosot (ilustrasi)
Foto: IRAQENERGY.ORG
Harga minyak merosot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga minyak bergerak turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah perkiraan bahwa persediaan minyak mentah AS akan terus meningkat untuk pekan yang berakhir 22 November, menambah kekhawatiran lemahnya permintaan di ekonomi terbesar dunia itu.

Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari di New York Mercantile Exchange, ditutup pada 93,68 dolar AS per barel, turun 41 sen dari Senin.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Januari turun 12 sen menjadi menetap di 110,88 dolar AS per barel di perdagangan London. "Ada konsensus di pasar bahwa akan ada penumpukan lain dalam stok minyak mentah di AS. Jika demikian , itu akan menjadi minggu kesepuluh berturut-turut," kata Robert Yawger, spesialis energi pada Mizuho Securities USA.

Menurut Dow Jones Newswires, analis memperkirakan laporan mingguan Departemen Energi pada Rabu akan menunjukkan peningkatan 500.000 barel dalam persediaan minyak mentah untuk pekan yang berakhir 22 November.

Selama sembilan minggu sebelumnya persediaan minyak mentah meningkat 32,8 juta barel menjadi 388,5 juta barel. "Karena itu banyak minyak mentah dalam penyimpanan, tidak peduli apa cuacanya," kata Phil Flynn dari Price Futures Group, mengacu pada musim dingin yang tak menurun musimnya yang mencengkeram sebagian negara itu.

Produksi minyak AS terus menanjak. Perkiraan peningkatan lain dari pasokan minyak Amerika menekan pasar, terutama pada harga minyak AS.

Sementara itu Iran telah mencapai kesepakatan dengan kekuatan dunia atas isu nuklirnya pada akhir pekan lalu, yang memicu harapan untuk meningkatnya pasokan minyak di masa depan.

Kekuatan dunia, yaitu Amerika Serikat, Cina, Rusia, Prancis dan Inggris plus Jerman, memulai putaran terakhir pembicaraan dengan Iran pada Rabu lalu. Ini adalah putaran ketiga perundingan antara Iran dan enam negara dalam lebih dari sebulan. Sebagai imbalannya, AS akan menahan diri dari menjatuhkan sanksi baru.

Republik Islam Iran telah lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan internasional yang bertujuan untuk mengakhiri program nuklirnya.

Kesepakatan Iran mendorong harga minyak turun. Pedagang percaya bahwa akan lebih banyak minyak Iran kembali ke pasar internasional dalam jangka panjang, dan tambahan pasokan kemungkinan akan membuat harga minyak lebih murah.

"Pasar menyadari barel-barel ini tidak akan di pasar dalam waktu dekat ini. Jika ekspor dimulai kembali tidak akan terjadi sebelum beberapa bulan," kata Yawger.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement