REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) menilai diperlukan sebuah keberanian dan terobosan partai berbasis Islam. Termasuk membentuk koalisi dan diikuti dengan konvensi capres menghadapi pemilu 2014.
"Koalisi partai Islam seharusnya juga diikuti dengan konvensi capres dan cawapres untuk memunculkan tokoh menghadapi pemilu 2014. Namun yang menjadi pertanyaan beranikah hal itu dilakukan?" kata Ketua Komisi Bidang Politik Pengurus Besar (PB) HMI-MPO Arfianto Purbolaksono di Jakarta, Jumat (29/11).
Anto melihat elektabilitas partai Islam selama kurun waktu 2013 belum dapat menandingi partai yang berbasis nasionalis. Seperti Partai Golkar, PDIP, Partai Demokrat, atau Partai Gerindra.
Hal itu terlihat dari survei Lingkaran Survei Indonesia pada Maret 2013. Disebutkan, perolehan PKB hanya 4,5 persen, PPP empat persen, PAN empat persen, dan PKS 3,7 persen. "Sejalan dengan elektabilitas partai, elektabilitas tokoh-tokoh partai Islam juga sangat rendah," ujarnya.
Dia menjelaskan, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa memperoleh dukungan 6,4 persen, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali 1,9 persen, Ketua Umum PKS Anis Matta 1,1 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 1,6 persen.
Bahkan menjelang akhir 2013, elektabilitas partai maupun tokoh Islam belum mengalami perubahan signifikan.
Bercermin dari hasil survei, ujar dia, maka partai Islam seharusnya dapat memperbaiki elektabilitasnya. Antara lain dengan membentuk koalisi yang diikuti dengan konvensi capres dan cawapres untuk meningkatkan elektabilitas.
"Pembentukan koalisi harus didahului kesepemahaman dan komitmen bersama tentang solusi kebangsaan," ujarnya