Senin 02 Dec 2013 09:07 WIB

Bentrok Yaman, Lebih dari 120 Warga Tewas

Tentara Yaman turun ke jalan untuk membersihkan jalanan di ibu kota Sanaa.
Foto: alarabiya.net
Tentara Yaman turun ke jalan untuk membersihkan jalanan di ibu kota Sanaa.

REPUBLIKA.CO.ID, SANA -- Pertempuran antara gerilyawan Syiah Houthi dan Salafi Sunni di Yaman utara telah menewaskan lebih dari 120 dan seorang pejabat pemerintah yang bertanggung jawab menegakkan gencatan senjata menuduh Huthi melanggar gencatan senjata, kata satu surat kabar lokal, Ahad (1/12) waktu setempat.

Putaran terakhir dari pertempuran antara Huthi dan Salafi telah menambah tantangan yang dihadapi sekutu AS Yaman, yang telah bergulat dengan gerakan separatis selatan dan pemberontakan oleh gerilyawan Islam terkait dengan Al-Qaida.

Amin al-Hemyari, kepala pengamat pemerintah yang memantau gencatan senjata yang dicapai bulan lalu, mengatakan jumlah korban tewas di kalangan Salafi di kota Damaj telah meningkat menjadi lebih dari 120 orang, dengan puluhan lainnya terluka, kata surat kabar al- Thawra yang dikelola pemerintah.

Ia mengatakan tidak ada jumlah korban yang tersedia untuk pihak Houthi. Bentrokan-bentrokan dimulai setelah gerilyawan Houthi, yang menguasai sebagian besar Provinsi Saada, menuduh Salafi menghimpun ribuan pejuang, termasuk orang asing, di satu sekolah agama di Damaj dengan tujuan menyerang mereka.

Salafi mengatakan, orang-orang asing itu adalah santri yang telah melakukan perjalanan untuk belajar teologi Islam di Akademi Dar al-Hadits, yang didirikan pada tahun 1980.

Al-Thawra juga mengutip kepala komite kepresidenan yang bertugas mengakhiri pertempuran yang mengatakan, pejuang Houthi telah menangkap dua tentara pemerintah pemantau gencatan senjata pada Sabtu atas tuduhan memberikan senjata dan amunisi kepada Salafi.

"Menembak dengan senjata ringan tidak berhenti sepanjang beberapa hari terakhir ini," kata al-Thawra mengutip kepala komite, Yehia Abuesbaa, dan menambahkan bahwa situasi di Damaj adalah tragis, dengan banyak tubuh tergeletak di jalan-jalan dan para warga menderita kekurangan makanan.

Seorang juru bicara Houthi tidak tersedia untuk mengomentari laporan tersebut. Abuesbaa juga mendesak pemimpin Houthi, Abdulmalek al-Houthi, untuk menegakkan gencatan senjata bulan lalu, kata al-Thawra.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement