REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film terbaru karya sutradara Hanung Bramantyo, Soekarno, resmi ditayangkan Rabu (11/12) esok. Bagi Hanung, film ini merupakan puncak kariernya selama bergelut di dunia perfilman.
"Ini film yang saya dambakan. Buat saya ini puncak prestasi saya sebagai sutradara," katanya di Jakarta.
Soal pro dan kontra yang mengiringi perjalanan film ini tak mau diambil pusing oleh Hanung. Baginya, film ini dibuat untuk mengabarkan kepada masyarakat tentang Bung Karno yang tinggal di Indonesia.
"Dari semua film sejarah yang ada, kita tidak pernah melihat ada film momentum proklamasi. Film ini satu-satunya yang menampilkan proklamsi Indonesia," tambahnya.
Menariknya film yang bercerita tentang kisah perjalan sang proklamator memperjuangkan kemerdekaan ini diawali nyanyian "Indonesia Raya" sebagai pembuka film.
Lewat film ini, Hanung menyampaikan Indonesia harus merdeka. Bukan hanya merdeka sekadar bebas dari penjajah, tapi menjadi bangsa yang mandiri.
"Kita harus berdiri dikaki kita sendiri. Indonesia sekarang kondisinya tetap dijajah. Apakah Indonesia sudah merdeka?," ujarnya.
"Soekarno" dibintangi Ario Bayu (Soekarno), Tika Bravani (Fatmawati), Maudy Kusnaedi (Inggit Garnasih), Lukman Sardi (Moh Hatta), Ferry Salim (Jendral Sakaguchi), Agus Kuncoro (Gatot Mangkuprojo) dan Sujiwo Tejo (ayah Soekarno).
Film ini diproduksi MVP Pictures, didukung Mahaka Pictures dan Dapur Films. Hanung didaulat menyutradarai, sementara penulisan skenarionya digarap Hanung bersama Ben Sihombing.
Film ini mengisahkan perjuangan Bung Karno yang penuh dinamika, dari penjara ke penjara, hingga akhirnya membangkitkan kesadaran berbangsa.