REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Polri masih mengumpulkan informasi terkait penyebab kecelakaan kereta yang ditabrak truk tangki bahan bakar minyak (BBM) Pertamina yang terjadi di perlintasan Bintaro, Senin (9/12).
Dalam tragedi yang menewaskan 6 orang dan melukai 85 korban ini Polri sudah memulai penyelidikan untuk menaikan peristiwa itu ke proses hukum.
Karopenmas Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan, seluruh informasi yang Polri dapatkan akan dimaksimalkan sebagai bahan mengetahui penyebab kecelakaan.
"Terus diselidiki dari okeh TKP dan keterangan saksi untuk kemudian diketahui penyebab kecelakaan," ujar dia di Kantor Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (10/12).
Boy berujar, olah tempat kejadian yang dimulai sejak Senin malam ini masih terus berlangsung. Pasalnya proses penyelidikan harus menunggu dulu evakuasi dari korban dan bangkai kereta serta truk tangki milik Pertamina itu.
Saat ini, kata dia, selain melakukan penyelidikan, Polri juga ikut membantu perbaikan sementara baik sarana dan prasarana yang ada di lokasi tabrakan. "Evakuasi saja baru selesai dini hari tadi, Polri ikut membantu sekaligus melakukan pembenahan di lokasi," ujarnya.
Sampai saat ini, menurut Boy 4 saksi di antaranya petugas palang perlintasan diperiksa oleh penyidik Polda Metro Jaya. "Sekarang ini baru 4 orang, petugas perlintasan yang awasi pintu KA dan unsur masyarakat," kata jenderal bintang satu ini.
Seperti diketahui, tabrakan hebat terjadi antara kereta commuter line dan truk tangki berisi 24 ribu BBM. Diduga kuat, sopir truk memacu kendaraannya melintasi rel yang di saat bersamaan kereta berpenumpang ratusan orang itu melintas.