Selasa 10 Dec 2013 16:23 WIB

Masih Banyak Pengendara Terobos Lintasan Kereta

Rep: Hannan Putra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Perlintasan kereta api
Foto: Republika
Perlintasan kereta api

REPUBLIKA.CO.ID, "Jangan coba-coba bercanda dengan maut," itulah slogan yang sering terlihat di perlintasan kereta api. Tabrakan kereta api commuter line Serpong-Tanah Abang dengan Truk tangki pengangkut bahan bakar minyak (BBM) di perlintasan Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12) kemarin memberi pelajaran bagi pengguna jalan.

Petugas perlintasan kereta api PJL 20 B, Salim mengatakan, kesadaran pengendara untuk mematuhi rambu perlintasan kereta masih rendah. Ketika RoL bertandang ke pos perlintasan KRL tempat Salim bekerja, Salim mengisahkan banyaknya pengendara yang bandel. 

Kendati pintu perlintasan yang menghubungkan Jalan Rawa Bambu dengan Jalan Tanjung Barat Raya Poltangan itu sudah ditutup, banyak juga motor yang nekat tetap melintas.

"Tidak juga, justru banyak yang nekat," paparnya kepada Republika saat ditanya apakah pengendara mematuhi rambu-rambu yang dijalankannya. Menurut Salim, ketika banyak pengendara motor yang nekat, ia terpaksa turun tangan. "Kita halau dengan pluit," tuturnya.

Pernah beberapa kali terjadi, mobil maupun motor tiba-tiba mogok ketika tengah melintasi jalur kereta api itu. Salim dan rekannya langsung sigap berlari ke lokasi. "Terpaksa kita bantu dorong," tuturnya. Kalau tidak, ujarnya, kendaraan tersebut sudah tertabrak.

Pantauan RoL, setiap pos perlintasan kereta api dari Depok menuju Jakarta, umumnya berisi dua hingga tiga orang petugas. Mereka dibagi tiga kali shift. Dari pukul 5.00 WIB pagi hingga pukul 13.00 WIB siang, pukul 13.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB, dan petugas malam 19.00 WIB hingga kereta terakhir yang melintas. 

Sayangnya,  Salim sendiri yang bersedia diwawancara, sementara rekannya sedikitpun tak memalingkan wajah, sibuk mengatur jalur kereta.

"Kalau dari utara, kereta melintas sekitar satu menit sekali, kalau dari selatan dua menit sekali. Kita tak boleh lengah," paparnya. Ketika kereta akan melintas, biasanya mereka akan mendapat telpon. kemudian Alat komunikasi yang mereka namakan "Bel Pintu" akan menyala. Seketika itu juga mereka harus menurunkan plang pintu kereta.

Dari beberapa kali kereta melintas, memang masih ditemui pengguna motor yang menyempatkan masuk sebalum plang pintu benar-benar turun. Jalan yang disilangi rel kereta membuat pengendara motor harus pelan-pelan. Hal ini sangat berbahaya jika tiba-tiba kereta api datang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement