REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Narkotika Nasional (BNN) mengimbau agar masyarakat mewaspadai modus baru peredaran narkoba yakni melalui ajakan di media sosial seperti Facebook dan lain-lain.
"Kami mengimbau agar masyarakat agar tidak mudah percaya kepada orang yang baru kenal di dunia maya. Jangan mau memberikan alamat, rekening ataupun data pribadi kepada orang yang mencurigakan," kata Kepala Bagian Humas BNN Sumirat Dwiyanto, di Bandung, Selasa (10/12).
Ditemui usai menjadi pembicara seminar "Perspektif Media dalam Rangka Diseminasi Informasi P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba)" di hotel Grand Royal Panghegar Bandung, ia mengatakan saat ini media sosial banyak dimanfaatkan para pengedar untuk mencari kurirnya.
"Jadi biasanya, mereka berpura-pura untuk menawarkan bantuan kepada seseorang melalui pesan singkat di media sosial," katanya.
Ia menuturkan, para pengedar yang memanfaatkan media sosial seperti Facebook ternyata mencari kurirnya di media sosial tersebut. "Dan tak tanggung-tanggung pengedar rela mengeluarkan biaya untuk memberangkatkan kurir hingga ke luar negeri," ujar Sumirat.
Ia mengatakan beberapa waktu lalu BNN berhasil mengungkap modus peredaran narkoba melalui media sosial ini. Salah seorang ketua yayasan sosial, kata dia, menjadi korban karena membutuhkan dana untuk mengembangkan pekerjaannya.
"Dan IS ketua yayasan itu rela pergi ke Jepang karena diiming-imingi akan diberikan modal usaha. Awalnya ketua yayasan tersebut tahu dari Facebook," katanya. Ia juga menuturkan untuk meyakinkan si ketua yayasan tersebut, pelaku memberikan tiket pulang pergi ke Jepang.
"Lalu di sana dia disuruh untuk bertemu dengan seseorang. Kemudian seseorang di Jepang itu menitipkan tas kosong untuk dibawa ke Indonesia. Begitu tiba di bandara dalam tas tersebut sudah diisi dengan sabu-sabu siap edar," kata Sumirat.
Pihaknya menduga, pada akhir 2012 hingga saat ini modus peredaran narkoba melalui media sosial ini mulai marak di tanah air.