Rabu 11 Dec 2013 17:49 WIB

Polwan Jangan Lepas Jilbab karena Alasan Teknis

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
 Peragaan pakaian dinas untuk Polwan berjilbab di Lapangan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat (25/11). (Republika/Yasin Habibi)
Peragaan pakaian dinas untuk Polwan berjilbab di Lapangan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat (25/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri meminta para polwan tidak perlu melepaskan jilbabnya. Sebab, sebelumnya Kapolri Jenderal Polisi Sutarman sudah mengizinkan polwan mengenakan hijab.

Menurutnya, alasan teknis tidak bisa menjadi alasan menghambat aturan agama. "Polwan jangan melepas jilbab karena hanya alasan teknis," katanya di Jakarta, Rabu (11/12).

Syuhada yakin, semakin polwan Muslimah kuat pendirian menggunakan jilbab, semakin banyak simpati dari umat Islam ke mereka.

Berbicara terpisah, Pemimpin Ar-Rahman Quranic Learning Center (AQL), Ustaz Bachtiar Nasir meminta Wakapolri Oegroseno diminta memahami arti penting jilbab bagi seorang Muslimah.

"Semoga polwan selalu mendapat kemudahan untuk menggunakan jilbab selama bekerja," tuturnya dalam Dialog Nasional 'Bekerja dan Bekerjasama untuk Islam dalam Memenagkan Kepemimpinan Nasional 2014',  Rabu (11/12).

Ia juga mendoakan Kapolri Jendral Polisi Sutarman, segera mengeluarkan izin resmi agar polwan bisa berjilbab. "Mudah-mudahan Kapolri segera mendapat hidayah," tutur Ustaz Bachtiar seraya mengaku tak ingin penundaan jilbab tersebut menyakiti perasaan umat Islam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement