REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri meminta para polwan tidak perlu melepaskan jilbabnya. Sebab, sebelumnya Kapolri Jenderal Polisi Sutarman sudah mengizinkan polwan mengenakan hijab.
Menurutnya, alasan teknis tidak bisa menjadi alasan menghambat aturan agama. "Polwan jangan melepas jilbab karena hanya alasan teknis," katanya di Jakarta, Rabu (11/12).
Syuhada yakin, semakin polwan Muslimah kuat pendirian menggunakan jilbab, semakin banyak simpati dari umat Islam ke mereka.
Berbicara terpisah, Pemimpin Ar-Rahman Quranic Learning Center (AQL), Ustaz Bachtiar Nasir meminta Wakapolri Oegroseno diminta memahami arti penting jilbab bagi seorang Muslimah.
"Semoga polwan selalu mendapat kemudahan untuk menggunakan jilbab selama bekerja," tuturnya dalam Dialog Nasional 'Bekerja dan Bekerjasama untuk Islam dalam Memenagkan Kepemimpinan Nasional 2014', Rabu (11/12).
Ia juga mendoakan Kapolri Jendral Polisi Sutarman, segera mengeluarkan izin resmi agar polwan bisa berjilbab. "Mudah-mudahan Kapolri segera mendapat hidayah," tutur Ustaz Bachtiar seraya mengaku tak ingin penundaan jilbab tersebut menyakiti perasaan umat Islam.