REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Petani di Kabupaten Karawang membutuhkan alat pengering gabah. Terutama, saat musim hujan seperti sekarang ini. Pasalnya, saat musim penghujan, harga gabah akan merosot tajam. Sebab, kadar air dalam gabah terlalu tinggi. Untuk itu, petani membutuhkan alat pengering, guna mendongkrak penjualan gabah.
Iman Sariman (49 tahun), petani asal Desa Tegal Datar, Kecamatan Karawang Timur, mengatakan, area pertanian di wilayah ini masuk dalam golongan air satu. Untuk musim rendeng ini, petani sudah tanam sejak akhir November lalu. Sehingga, panen raya diprediksi memasuki Bulan Februari 2014 mendatang.
"Biasanya pada Februari itu, merupakan puncak musim hujan," ujarnya, kepada Republika, Kamis (19/12).
Sehingga, bisa dipastikan gabah yang dipanen petani dalam kondisi basah. Bahkan, kadar airnya lebih tinggi dibanding dengan saat panen musim gadu. Dengan kondisi gabah yang basah, maka tengkulak akan seenaknya memainkan harga gabah.
Tahun lalu saja, tepatnya panen di bulan Februari, tengkulak hanya membeli gabah petani seharga Rp 3.000 per kilogram untuk gabah kering pungut (GKP). Itupun, gabah yang kondisinya bagus. Bukan sisa dari serangan hama.
Padahal, harga GKP saat musim gadu mencapai Rp 4.300 per kilogram.
Ternyata, tengkulak membeli gabah petani dengan harga murah, alasannya kadar airnya terlalu tinggi. Untuk itu, menghadapi masa panen nanti, petani sangat mengharapkan adanya bantuan pengering (oven).
"Permintaan kami terkabul. Hari ini, PT Pupuk Kujang Cikampek, memberi bantuan alat pengering," ujarnya.