REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Curah hujan mulai meningkat di sebagian wilayah Indonesia termasuk di Kabupaten Karawang. Masuknya musim penghujan harus diwaspadai oleh para petani yang akan memulai musim tanam.
Petani di Karawang Barat, Damo, mengatakan saat ini kebanyakan para petani di wilayahnya sedang masuk masa panen musim tanam sebelumnya. Dengan kondisi cuaca yang mulai sering turun hujan, ini juga harus diantisipasi dalam masa panen.
“Untuk wilayah Karawang Barat sebagian besar sudah mulai panen. Alhamdulillah musim tanam walau di musim kemarau aman terkendali. Saat ini ada yang masih panen sekarang kendalanya mulai turun hujan,” kata Damo.
Ia mengatakan sebagian petani yang sudah selesai panen juga mulai menggarap tanahnya sebelum memasuki puncak musim hujan. Traktor sudah diturunkan untuk mulai membajak sawah pasca panen.
Menurutnya, musim hujan memang menjadi tantangan yang harus diantisipasi petani. Terlebih di daerah-daerah yang rawan banjir yang kerap menjadi langganan di sejumlah titik di Karawang setiap tahunnya.
“Kalau daerah langganan banjir memang harus antisipasi. Kalau tergenangnya sampe kelelep daun padinya memang nggak ada yang tahan genangan air, kecuali tergenangnya nggak lebih dari 3 hari masih ada harapan,” ujarnya.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karawang juga tengah melakukan program normalisasi sungai dan saluran air. Program normalisasi tersebut sangat berguna bagi para petani untuk kelancaran pasokan air untuk irigasi.
Salah satunya yang sedang dinormalisasi adalah saluran di wilayah Desa Gempol Kolot Kecamatan Banyusari Karawang Jawa Barat. Sebab selama ini saluran irigasi Tarum Timur ini mengalami pendangkalan.
Kepala Desa Gempol Kolot Sunardi mengataakan Dinas PUPR sudah memulai normalisasi sebelum musim penghujan masuk pada puncaknya. Sunardi mengatakan menurut pengakuan para petani setempat, program normalisasi sangat berguna untuk mengairi areal pertanian di wilayah Desa Gempolkolot.
“Keluhan para petani di Desa Gempol Kolot soal terjadinya pendangkalan di saluran air irigasi Tar'um Timur wilayah Desa Gempolkolot,” katanya.
Sunardi menyebutkan selain untuk kelancaran pasokan air buat pertanian, saluran air irigasi Tarum Timur menjadi bersih dan air mengalir tidak mengalami hambatan. "Setelah dilakukan normalisasi, lumpur beserta sampah dapat di bersihkan,” ujarnya.
Dengan normalisasi sungai, kata dia, diharapkan aliran air lebih lancar dan tidak menyebabkan banjir. Sehingga pertanian masyarakat bisa lebih optimal.
Anggota Komisi II DPRD Karawang, Natala Sumedha mengatakan Peralihan musim kemarau ke musim hujan perlu disikapi Dinas Pertanian dan Pangan. Hal tersebut untuk menjaga hasil produksi pertanian agar tidak berdampak pada ketersediaan bahan pangan daerah.
"Masa peralihan musim saat ini, harus disikapi terutama Dinas Pertanian dalam segala bidang dan Dinas Pangan harus memastikan ketahanan pangan ketika ada masa perubahan musim," ujar Natala.
la menjelaskan, terlebih lagi saat ini pemerintah pusat sedang menjalankan tahapan penggarapan ketahanan pangan. Sehingga hal tersebut menurutnya perlu adanya sebuah irama yang sama antara pusat dan daerah.
Salah satunya dengan sosialisasi kepada petani dan peternak oleh dinas terkait agar menimalisir kerugian. “Sosialisasi bukan sangat perlu, tapi dalam bentuk program untuk mengatasi permasalahan juga harus ada oleh dinas terkait untuk menghadapi peralihan musim kepada petani," paparnya.
Menurutnya kondisi Pandemi Covid-19 sangat berdampak besar. Selain kesehatan, pertanian menjadi kunci bagi kita menghadapi situasi ini serta mengatasi ancaman krisis pangan. Oleh karena itu, penguatan lumbung pangan sangat penting guna mengantisipasi terjadinya krisis pangan.
“Dinas terkait harus bisa mengantisipasi persoalan ini, sebelum terjadi di Karawang," ujarnya.