Selasa 24 Dec 2013 08:56 WIB

Mau Impor Beras? Mentan: Tidak Ada Alasan

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Dewi Mardiani
Stok beras di gudang Bulog Divre Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Stok beras di gudang Bulog Divre Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -– Menteri Pertanian, Suswono, menegaskan tahun ini Indonesia tidak perlu mengimpor beras. Pasalnya stok beras yang dimiliki Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah lebih dari dua juta ton sampai akhir tahun ini.

''Tahun ini tidak perlu impor beras. Stok Bulog cukup. Sudah lebih dari dua juta ton,'' tegas Mentan Suswono, saat meninjau gudang beras Bulog di Klaten, Jawa Tengah, dalam siaran pers yang diterima Selasa (24/12).

 

Mentan menjelaskan, produksi beras tahun ini surplus. Produksi gabah kering giling mencapai lebih dari 70 juta ton atau setara dengan 40 juta ton beras. Sementara konsumsi beras nasional mencapai 33 juta hingga 34 juta ton tahun ini. Dengan demikian terdapat surplus antara 6 juta - 7 juta ton.

Menurut Suswono, Bulog juga dapat menyerap beras petani dengan baik. Karena itu, kata dia, tak ada alasan untuk melakukan impor. Mentan menjelaskan, Bulog biasanya melakukan impor jika tidak dapat menyerap beras di dalam negeri karena faktor harga di tingkat petani yang lebih tinggi dari Harga Penetapan Pemerintah (HPP). Karena jika Bulog membeli beras di atas HPP hal itu melanggar Undang-Undang.

Bulog akan mencari beras di pasar luar negeri yang harganya di bawah  HPP untuk memenuhi stok dua juta ton di akhir tahun. Stok beras di Bulog digunakan untuk tanggap bencana, raskin, dan operasi pasar.

Meski menghadapi laju konservasi lahan pertanian 100 ribu hektare setiap tahun, lanjutnya, target surplus 10 juta ton beras pada 2014 akan terus diupayakan tercapai. Meski dihadapkan dengan kondisi kemampuan cetak sawah pemerintah hanya 50 ribu hektare per tahun, perubahan iklim, serta penurunan anggaran Kementerian Pertanian sebesar Rp 2 tiliun. 

“Kita akan terus berupaya mencapai target surplus beras 10 juta ton di akhir 2014. Caranya dengan mengenjot produktivitas sawah-sawah yang ada,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement