REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penyelidikan utama korupsi di Turki bertambah gencar saat Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan menghadapai tekanan yang meningkat dari oposisi agar mundur, di tengah pengungkapan yang meruksa pemerintah.
Peta politik Turki secara dramatis berubah pada Rabu (25/12), saat salah satu dari tiga menteri yang mengundurkan diri menyatakan Erdogan telibat dalam kasus korupsi.
Menteri Perencanaan Kota dan Lingkungan Hidup Erdogan Bayraktar menyatakan di dalam satu pernyataan ia telah ditekan agar mengajukan pengunduran dirinya guna menyelamatkan prestise pemerintah.
Ia menambahkan Perdana Menteri tersebut juga mesti meletakkan jabatan sebab sebagian besar perubahan pada rencana pembangunan yang disebutkan di dalam penyelidikan korupsi telah disepakati oleh Erdogan."Saya percaya Perdana menteri mesti meletakkan jabatan juga guna menenangkan negeri ini," kata Bayraktar.
Sementara itu, Menteri Ekonomi Zafer Caglayan dan Menteri Dalam Negeri Muammer Guler juga mengundurkan diri dari jabatan mereka pada Rabu pagi, tapi membantah mereka terlibat dalam perbuatan korupsi atau suap.
Sementara itu, partai oposisi menyebut pengunduran diri menteri itu sebagai tindakan yang terlambat, demikian laporan Xinhua, Kamis pagi. Oposisi mengatakan para menteri tersebut mungkin telah berusaha menghambat penyelidikan selama hari-hari terakhir mereka memangku jabatan.
"Ini adalah keputusan yang terlambat," kata Kemal Kilicdaroglu, pemimpin Partai Rakyat Republik. Sementara itu, anggota parlemen dari Partai Gerakan Nasional Ozcan Yeniceri mengatakan pengunduran diri para menteri tersebut telah kehilangan artinya.
Satu-satunya menteri yang diduga terlibat dalam kasus korupsi tapi tidak mengajukan pengunduran diri adalah Menteri Urusan Uni Eropa Egemen Bagis --yang juga diduga akan meletakkan jabatan atau menghadapi pemecatan sebagai bagian dari perombakan yang dilakukan oleh Erdogan.
Pada Rabu malam, Erdogan mengumumkan perombakan besar kabinet. Ia mengganti hampir separuh menteri utama setelah tiga dari mereka mengundurkan diri karena skandal korupsi besar yang dipandang mengancam kekuasan perdana menteri.
Erdogan menunjuk 10 anggota kabinet baru, untuk menggantikan Menteri Dalam Negeri, Ekonomi, Lingkungan Hidup, Urusan Uni Eropa, Keadilan, Transportasi, Keluarga, Olah Raga dan Industri, serta wakil perdana menteri setelah pertemuan tertutup dengan Presiden Abdullah Gul.
Ketika berbicara untuk pertama kali mengenai penyelidikan kasus korupsi sejak proses itu dimulai pada 17 Desember, Presidun Gul pada Selasa (24/12) berjanji negaranya akan menyelidikan berbagai pernyataan secara transparan dan menghormati ketentuan hukum.