Kamis 26 Dec 2013 14:50 WIB

KPK Tengah Dalami Sumber Uang Diduga untuk Ibas

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Dewi Mardiani
Yulianis mengenakan cadar saat menjadi saksi dalam kasus korupsi Wisma Atlet
Foto: Republika/Edwin Dwi
Yulianis mengenakan cadar saat menjadi saksi dalam kasus korupsi Wisma Atlet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Keuangan Permai Grup, Yulianis, mengungkapkan adanya pemberian uang sebesar 200 ribu dolar AS kepada Edhie 'Ibas' Baskoro Yudhoyono. Yulianis mengaku akan diperiksa lagi soal sumber uang yang diberikan kepada Ibas.

"Rencananya hari ini (akan diperiksa). Bahasannya bukan soal Ibas lagi, penyidik mau tahu sumber uang yang 200 ribu dolar AS," kata Yulianis dalam obrolan kepada Republika, Kamis (26/12).

Yulianis menjelaskan rencana pemeriksaannya sebagai saksi dalam kasus Hambalang akan dilakukan pada hari ini. Namun penyidik menjadwalkan ulang pada awal Januari 2014 mendatang karena hari ini sedang libur bersama dalam rangka Hari Raya Natal.

Ia memaparkan penyidik akan mendalami sumber uang yang diberikan atasannya di Permai Grup, M Nazarudin, kepada Yulianis. Ia membantah kalau uang tersebut hanya berasal dari proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang.

Menurutnya uang tersebut berasal dari banyak proyek yang dipegang Nazar pada 2009. Proyeknya apa saja, ia harus menguraikannya lebih dulu. "Banyak banget, saya harus uraikan dulu dari masa asal uang itu," ucapnya. Saat ini, lanjutnya, tugas penyidik untuk mendalami sumber uang yang diberikan kepada Ibas melalui dirinya. Namun ia harus membuka kembali data-datanya yang telah disita tim penyidik KPK.

Selain memberikan uang kepada Ibas, ia menyebutkan Nazar juga memberikan uang kepada Andi Mallarangeng yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dan maju sebagai calon Ketua Umum dalan Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010 lalu. Namun ia tidak menyebutkan jumlahnya.

"Nazar bukan hanya memberi ke Ibas tapi juga ke Andi, dalam kesempatan terpisah. Dia bicara, siapa pun yang menang (jadi ketua umum), dia bendum-nya (bendahara umum-red)," jelas perempuan bercadar ini.

Saat ditanya mengenai pernyataan Ketua KPK Abraham Samad yang menyatakan ia belum pernah menyebutkan nama Ibas dalam pemeriksaan kasus Hambalang, ia enggan mengomentarinya. "Nanti di pengadilan ketahuan kok, siapa yang bohong," tegas Yulianis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement