REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Saat ini di Indonesia sudah terbentuk sekitar 7.225 Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM).
‘’Posbindu PTM ini terus meningkat sejak dikembangkan yakni 2012 ada 5.000 Posbindu PTM,’’kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama dalam siaran pers, kemarin.
Posbindu merupakan upaya kegiatan pengendalian faktor risiko PTM (merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol) secara terpadu, rutin, dan periodik. Tempat ini juga menindak lanjutinya secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuknya ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Melalui kegiatan Posbindu PTM, lanjutnya, diharapkan dapat mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular (PTM).
‘’Dengan terus berkembangnya Posbindu PTM di tengah aktivitas kelompok masyarakat di seluruh desa di Indonesia, maka kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit tidak menular meningkat, faktor risikonya dapat dideteksi dan ditindaklanjuti secara dini,’’ katanya.
Lebih lanjut Prof Tjandra mengatakan, deteksi dini penyakit tidak menular merupakan salah satu upaya untuk menemukan seseorang menderita suatu penyakit menular atau tidak secara dini. Hal ini agar upaya tatalaksana dapat dilakukan dengan optimal.
Sebagai contoh adalah kegiatan deteksi dini adalah skrining kanker payudara dan kanker leher Rahim. Cakupan skrening terus meningkat, yakni tahun 2007 berjumlah 5.995 orang dan tahun 2012 sudah mencapai 55.503 orang.