REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepolisian menyatakan teroris yang digerebek di Kampung Sawah, Ciputat, Selasa (31/12) malam hingga Rabu (1/1) dini hari terkait dengan insiden penemuan bom di sebuah warteg di Panongan, Tangerang, Selasa (24/12).
"Diduga kuat mereka ini terkait dengan bom warteg," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Brigjen Boy mengatakan ada kemiripan spesifikasi antara sejumlah rangkaian bom yang ditemukan di lokasi penggerebekan dengan bom warteg itu.
Belum lagi, lanjut Boy, usai penggerebekan itu aparat kepolisian menemukan uang tunai senilai Rp200 juta dalam bentuk ikatan.
Ia menduga adanya keterkaitan jumlah uang yang ditemukan tersebut dengan perampokan di Bank BRI Panongan, Tangerang. Apalagi dalam perampokan tersebut, kerugian diperkirakan mencapai Rp 300 juta.
"Ada uang Rp200 juta, masih dalam ikatan. Patut diduga itu uang dari mana. Kami menduga ada keterkaitan dengan perampokan BRI di Tangerang," ujarnya.
Sebelumnya, pada Selasa (24/12) sekitar pukul 16.00 WIB, salah seorang pembeli di Warteg Gita 2, di Jalan Raya Koleret, Kampung Ranca Serdang, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten, meninggalkan sebuah tas hitam.
Keesokan harinya pada Rabu (25/12), tas tersebut dilaporkan ke polisi. Dalam pemeriksaan kepolisian, ditemukan dua benda yang diduga bom rakitan dalam tas tersebut.
Bom pipa rakitan tersebut yakni pipa PVC 12 cm, diameter lima cm, dililit lakban dan terdpat paku baterai dan kabel. Benda kedua, pipa besi 10 cm, diameter empat cm dililit dengan lakban.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya masih menyelidiki dugaan keterkaitan pelaku kasus curas di Bank BRI Panongan, Tangerang, dengan pelaku yang meninggalkan tas berisi bom di warteg itu.
"Sedang didalami, karena tidak lama setelah pembeli meninggalkan warteg, terjadi kasus pencurian dengan kekerasan (curas) di bank," katanya.
Hingga saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa 10 orang saksi, tiga di antaranya karyawan warteg, sementara tujuh orang lainnya petugas bank.
Dari keterangan para saksi, para perampok tersebut menggunakan penutup wajah dan membawa senjata api laras pendek saat menjalankan aksinya."Pelaku diperkirakan enam orang, lima masuk ke bank, satu orang menunggu di luar," ungkapnya.
Sementara kerugian yang ditanggung pihak bank atas perampokan tersebut diperkirakan sekitar Rp300 juta.