Kamis 02 Jan 2014 17:12 WIB

Alasan Polri Tembak Mati Terduga Teroris Ciputat

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kapolri Jendral Pol. Sutarman (tengah) didampingi Kabareskrim Komjen Pol Suhardi Alius (kedua kiri)berbincang dengan Kasubdit Jatrantas Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan (kanan) saat mengunjungi operasi penggerebekan rumah terduga teroris di Ciputat, T
Foto: Antara/Hafidz Mubarak
Kapolri Jendral Pol. Sutarman (tengah) didampingi Kabareskrim Komjen Pol Suhardi Alius (kedua kiri)berbincang dengan Kasubdit Jatrantas Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan (kanan) saat mengunjungi operasi penggerebekan rumah terduga teroris di Ciputat, T

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baku tembak antara tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dengan kelompok terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (31/12). menewaskan enam orang. Seluruh korban tewas merupakan anggota terduga teroris.

 Atas tewasnya para terduga teroris ini, Kapolri Jenderal Sutaraman menjelaskan alasan di balik tindakan tegas personel Densus 88 yang pada saat penggerebekan ia pimpin langsung.

Sutarman mengklaim, jajarannya tak pernah ingin membuat penyergapan ini disertai adanya korban tewas. Entah itu dari tim kepolisian maupun dari pihak teroris.

 Namun menurutnya, ketika kondisi rill di lapangan, situasi tak mudah untuk dibuat kondusif. Upaya persuasif kepada para teroris seperti ajakan menyerahkan diri, tak digubris. Menurutnya, para terduga teroris malah melakukan peralwanan dengan menembaki tim penyergap.

“Situasinya sudah membahayakan, kami harus mengambil tindakan menyerah atau tidak,” ujar Sutarman di Jakarta, Kamis (2/1).

Sutarman mengatakan, potensi bahaya ini tak dapat dibiarkan terlalu lama. Pasalnya kemungkinan terburuk bisa jadi malah tak hanya melukai anggota tim penyergap, namun juga masyarakat sekitar. “Mereka murni melakukan terorisme, jadi harus ditangani cepat , meskipun sesungguhnya kami tak ingin ada korban,” kata dia.

Sebelumnya, penggerebekan terduga teroris berlangsung di Jl. Ki Hajar Dewantara, RT 04/07, Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat. Penggerebekan berlangsung sekitar sepuluh jam lamanya dengan diwarnai baku tembak antara terduga teroris dengan satu tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

Kelompok ini diduga merupakan dalang atas sejumlah kasus rentetan penembakan polisi di jalanan medio Agustus-September lalu. Saat itu empat orang polisi tewas dimana tiga diantaranya ditembak mati di wilayah Tangsel, lainnya di Jakarta Selatan. Subkelompok teroris ini merupakan satu jaringan dengan kelompok Abu Roban. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement