Kamis 02 Jan 2014 18:33 WIB

Ini Lho Sikap Kelima Calon Presiden PKS

Presiden PKS, Anis Matta
Foto: Republika/Yasin Habibi
Presiden PKS, Anis Matta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mengumumkan hasil pemilu raya (Pemira) PKS pada Ahad 29 Desember 2013. Hasilnya,  lima besar tokoh partai disiapkan untuk menjadi bakal calon presiden dari partai bernomor urut tiga ini.

Kelima tokoh tersebut adalah Hidayat Nur Wahid (18,34 persen suara), Anis Matta dengan (17,46 persen suara), Ahmad Heryawan (16,69 persen suara), Tifatul Sembiring (11,50 persen suara), dan Nur Mahmudi Ismail (7,41 persen suara).

Dalam siaran persnya, DPP PKS menyebutkan, saat ini, hasil Pemira PKS akan dibahas oleh Majelis Syuro untuk penentuan calon presiden yang akan diusung partai ini dalam Pemilu 2014. Para tokoh balon capres PKS ini mengungkapkan pandangan mereka soal pencapresan PKS.

Ini Komentar mereka menanggapi hasil Pemira PKS :

 

Hidayat Nur Wahid (HNW)

Sebagai peraih suara terbanyak dalam Pemira yang melibatkan seluruh kader PKS di berbagai daerah, Hidayat mengaku terkejut. Ia tak menduga dukungan kader PKS masih besar kepadanya. Hidayat mengaku hanya mengikuti mekanisme partai, dan tak ingin mengajukan diri sendiri sebagai capres untuk PKS.

“Saya surprise karena kader-kader tahu saya kalah di Pilkada DKI, tapi mereka masih percaya pada saya,” ungkap mantan Presiden PKS ini. Hidayat menyatakan memilih untuk menyerahkan semua keputusan soal capres PKS pada mekanisme yang berlaku di Majelis Syuro.

Anis Matta (AM)

Presiden PKS Anis Matta yang meraup suara terbesar kedua menyatakan, bahwa siapapun yang menjadi calon presiden dari hasil Pemilihan Raya (Pemira) PKS akan didukung penuh oleh seluruh kader. “Siapapun yang nantinya terpilih, mesin PKS akan berjalan untuk mendukungnya,” ungkap Anis.

Namun Anis sendiri sempat mendorong HNW dan Aher karena peluang mereka yang lebih besar di mata publik. Seperti diketahui HNW dan Aher berasal dari dua suku terbesar di Indonesia yakni Jawa dan Sunda, sedangkan ia sendiri mengaku sebagai suku minoritas yakni Bugis. "Peluang beliau berdua lebih besar, sebagai presiden partai saya cukup siapkan pondasi sistem yang kokoh,” ungkap Anis.

Ahmad Heryawan (Aher)

Gubernur Jawa Barat yang dikenal dengan panggilan Aher ini  memilih untuk mendorong semua nama yang akan dijadikan calon presiden PKS.

“Saya mendorong semuanya. Posisi 1,2,3,4,5 itu tidak berlaku urutan. Kalau bagi partai dan kemaslahatan Indonesia, mana saja bisa di dorong ke depan di antara lima itu,'' ujar Aher.

Tifatul Sembiring

"Saya belum siap," ungkap Tifatul Sembiring singkat saat ditemui wartawan usai acara di Universitas Al Azhar, Jakarta Selatan. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) ini mengaku belum siap untuk menjadi calon presiden dari PKS.

Alasannya, menurut Tifatul, dirinya tengah berkonsentrasi dengan pekerjaannya, sebagai Menkominfo. "Lagipula  saya kan mantan presiden," ungkap mantan Presiden PKS ini setengah berseloroh.

Nur Mahmudi

Nur Mahmudi Ismail, mantan presiden PKS yang kini menjabat sebagai Walikota Depok ini mengaku tersanjung dengan apresiasi yang diberikan para kader yang menempatkannya di posisi lima besar.

"Kalau soal perasaan tak boleh diekspresikan, ini sebagai satu apresiasi dari kader PKS untuk memercayai saya masuk salah satu kandidat, untuk berikutnya tentu masih banyak hal yang harus kita lakukan," ungkapnya.

Nur Mahmudi menyatakan bahwa hasil Pemira adalah masukan bagi Majelis Syuro, nantinya ada banyak faktor lain yang dipertimbangkan termasuk dukungan dari pihak eksternal. Maka ia pun menyerahkan segala keputusan pada Majelis Syuro PKS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement