JAKARTA -- Pemerintah dipimpin Wakil Presiden Boediono menggelar rapat mendadak pada Sabtu (4/1) untuk membahas kenaikan gas elpiji 12 kilogram yang meresahkan masyarakat. Setelah berbagai masukan diperoleh, menurut Wapres, hasil rapat akan diserahkan kepada Presiden yang melakukan kunjungan kerjma ke Jawa Timur sejak Jumat sampai Minggu (3-5 Januari).
Hadir dalam rapat yang berlangsung sekitar 3,5 jam itu antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Menteri Keuangan Chatib Basri, Kepala UKP4 Kuntoro Mangkusubroto, serta Dirut PT Pertamina Karen Agustiawan.
Hatta Rajasa mengatakan bahwa keputusan yang diambil nanti adalah yang terbaik untuk masyarakat. Ketika didesak wartawan apakah hasil yang menguntungkan itu berupa penurunan harga, Hatta mengatakan "Besok kita tunggu saja yang disampaikan Presiden di Halim,"
PT Pertamina (Persero) per 1 Januari 2014 menaikkan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kg sebesar 68 persen.
Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan Pertamina Ali Mundakir di Jakarta, Rabu (1/1) mengatakan, kenaikan harga itu dilakukan untuk menekan kerugian bisnis elpiji 12 kg yang rata-rata Rp6 triliun per tahun.
"Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014 pukul 00.00 WIB, Pertamina memberlakukan harga baru elpiji nonsubsidi 12 kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp3.959 per kg," katanya.
Sebelum kenaikan, harga elpiji 12 kg adalah Rp5.850 per kg atau Rp70.200 per tabung yang berlaku sejak 2009. Dengan demikian, harga elpiji 12 kg akan menjadi Rp117.708 per tabung.