REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Banyak warga telah melarikan diri dari kota Fallujah, Irak setelah jatuh ke tangan gerilyawan, sementara yang lain sedang mempersiapkan untuk tetap menjalani apa yang mereka takutkan akan menjadi pertempuran besar setelah pasukan keamanan mendesak untuk merebutnya kembali.
Jalan-jalan di Fallujah sepi kecuali untuk mobil-mobil yang dikemudikan di gang-gang dalam upaya melarikan diri dari bentrokan dan penembakan di pinggiran.
Di antara mereka yang mencari jalan keluar adalah Salam al-Kritawi, sopir taksi 27 tahun bersama seorang istri dan dua anak serta tas pakaian di dalam mobilnya.
"Kami akan meninggalkan Fallujah sekarang, karena pertempuran akan dimulai, dan kami tidak ingin tewas dalam pertempuran antara Alqaidah dan pasukan keamanan," kata
Kritawi, yang meninggalkan rumahnya di pusat kota.
Tetapi Sadeq Tallal Assaf, seorang pekerja kota 31 tahun, telah memutuskan untuk tetap tinggal menempati dan melindungi rumahnya, setelah mendapatkan keluarganya dalam keadaan selamat.
"Setelah mortir jatuh di Fallujah, dan peningkatan bentrokan, saya pindahkan ayah dan ibu saya dan istri serta tiga anak-anak saya ... ke rumah paman saya di Baghdad," kata Assaf.
"Saya akan tinggal di rumah untuk melindunginya dari pencurian, karena saya mampu menangani keadaan yang keras daripada yang mereka bisa lakukan."
Fallujah menjadi sasaran dua serangan utama setelah invasi pimpinan AS 2003 ke Irak,
di mana pasukan Amerika mengalami beberapa pertempuran terberat mereka sejak Perang Vietnam.
Dan sekarang tampaknya diatur untuk menjadi situs pertempuran lainnya. Bagian dari Fallujah dan Ramadi, sebelah barat Baghdad, telah dikuasai oleh gerilyawan selama berhari-hari, mengingatkan kembali ke tahun-tahun setelah invasi 2003 pimpinan AS ketika kedua kota adalah benteng pemberontak.
Pertempuran meletus di wilayah Ramadi Senin, ketika pasukan keamanan mengusir kembali kamp utama protes anti-pemerintah yang dibentuk setelah demonstrasi meletus pada akhir 2012 terhadap apa yang Sunni Arab katakan marjinalisasi dan penargetan komunitas mereka.
Hal ini kemudian menyebar ke Fallujah, dan penarikan berikutnya pasukan keamanan dari wilayah kedua kota membersihkan jalan bagi kelompok ISIL untuk bergerak masuk.
Seorang pejabat senior keamanan di Anbar mengatakan Sabtu bahwa Fallujah lepas dari kontrol pemerintah, dan gerilyawan ISIL menguasai kota.