REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak sementara, Mustafa al-Kadhimi tiba di Arab Saudi pada Sabtu (25/6/2022). Kunjungan ini diduga bertujuan untuk mengaktifkan kembali pembicaraan antara Riyadh dan Teheran yang dimediasi Baghdad.
Pejabat yang mengetahui rahasia jalur dialog Iran-Saudi mengatakan, al-Kadhimi berencana melakukan perjalanan ke Teheran setelah kunjungan ke Arab Saudi. Kunjungan kali ini berusaha untuk membuka jalan baru yang akan mengaktifkan kembali dialog antara dua musuh regional.
Kantor Al-Kadhimi kemudian mengatakan, perdana menteri tiba di kota Jeddah Arab Saudi untuk kunjungan resmi. Dia akan bertemu dengan pejabat Arab Saudi. Perjalanan ini adalah kunjungan kedua al-Kadhimi sejak menjabat sebagai perdana menteri pada Mei 2020.
Pembicaraan Arab Saudi-Iran yang bertujuan untuk meredakan ketegangan selama bertahun-tahun dimulai dengan tenang di ibu kota Irak pada 2021. Ketika itu Arab Saudi mencari cara untuk mengakhiri perang melawan Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Konflik tersebut telah melahirkan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia. Bom dari drone dan rudal Houthi pun menghujani bandara dan fasilitas minyak Arab Saudi.
Pembicaraan putaran kelima dan terakhir diadakan di Baghdad pada April sebelum dihentikan lagi di tengah meningkatnya ketegangan Timur Tengah. Negara Muslim Syiah terbesar di dunia dan negara Muslim Sunni memutuskan hubungan diplomatik pada 2016 setelah Arab Saudi mengeksekusi ulama Syiah terkemuka Nimr al-Nimr. Orang-orang Iran yang marah memprotes eksekusi menyerbu dua misi diplomatik Arab Saudi di Iran, memicu permusuhan bertahun-tahun di antara kedua tersebut.
Irak berbatasan dengan Iran dan Arab Saudi. Bagdad pun sering terjebak di tengah perang proksi kedua negara.
Al-Kadhimi telah menekankan bahwa dia menginginkan hubungan yang seimbang dengan kedua tetangga tersebut. Memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi adalah kebijakan utama pemerintahannya ketika menjabat.