REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah menaikkan harga elpiji 12 kg dinilai sebagai keputusan yang gegabah. Pertamina bukanlah korporasi swasta tetapi milik negara, sehingga harusnya mereka berhati-hati dalam mengambil keputusan soal yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
"RUPS (persen Rapat Umum Pemegang Saham adalah ) Pertamina yang menaikkan elpiji adalah langkah gegabah," kata Dradjad kepada Republika, Ahad (5/1).
Diakuinya, elpiji yang dinaikkan adalah tabung 12 kg yang tidak bersubsidi. Namun masyarakat tetap berkait dengan tabung gas 12 kg tersebut. Sebab ketika harganya dinaikkan maka otomatis warung-warung yang menggunakannya akan menaikkan harga makanannya.
Belum lagi kemungkinan akan ramai-ramainya kelas menengah dan warung-warung beralih ke tabung 3 kg. Sehingga dipastikan elpiji 3 kg akan hilang dari pasaran atau langka di pasaran. "Jadi ini sudah menyangkut hajat hidup orang banyak. Harusnya lebih berhati-hati menaikkannya,'' ungkap ekonom yang juga mantan angggota DPR tersebut.