Senin 06 Jan 2014 18:02 WIB

KPK Cecar Ketua KPU Soal Ketua Golkar Jatim

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Joko Sadewo
Partai Golkar
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periksa Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur, Andry Dewanto Ahmad. Ia diperiksa sebagai saksi dalam kasus suap penanganan sengketa pemilukada di daerah-daerah, dengan tersangka Akil Mochtar.

Andry mengaku ditanya soal hubungannya dengan orang yang diduga sebagai operator Akil Mochtar, Muhtar Ependy. "Penyidik hanya tanya Muhtar Ependy, saya jawab nggak kenal. Lalu kenal tidak dengan Zainudin Amali, Ketua Golkar Jatim, saya tahu dia ketua Golkar pengganti pak Martono, tapi saya nggak kenal orang itu," kata Andry usai pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (6/1).

Andry menjalani pemeriksaan sekitar enam jam. Ia selesai diperiksa dan keluar dari gedung KPK sekitar pukul 16.00 WIB. Dalam pemeriksaan ia sempat ditanya penyidik apakah mengenal Akil Mochtar, ia mengaku tidak mengenalnya.

Ia hanya bertemu Akil Mochtar saat masih menjadi ketua Mahkamah Konstitusi (MK) di dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) saat penanganan sengketa Pemilukada Jatim. Pasalnya saat sidang tersebut, selaku Ketua KPU Provinsi Jatim, ia harus datang.

Ia menjelaskan dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur yang mengadakan pemilukada dan ditangani MK, pihak KPU ada yang kalah dan ada yang menang. Ia sendiri membantah berupaya melakukan komunikasi dengan Akil Mochtar untuk memenangkan calon-calon tertentu. "Saya ditanya pernah coba komunikasi dengan Pak Akil, nggak pernah," bantahnya.

Ia juga sempat ditanya soal Mohtar Ependy, ia mengaku tidak mengenalnya. Ia juga mengatakan tidak pernah dihubungi Muhtar Ependy. Pun dengan Ketua Golkar Jatim, Zainudin Amali, ia juga tidak mengenalnya.

Ia berkelit tidak mengetahui kenapa tim penyidik menanyakan terkait Zainudin dan Golkar kepadanya. Ia sendiri lupa calon kepala daerah di Jawa Timur yang diusung Partai Golkar apakah semuanya dimenangkan Akil Mochtar di MK. "Lupa ya. Karena tidak ada satu partai yang sendiri, selalu bersama dengan partai lain toh, gabungan," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement