REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO –- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Senin (6/1), menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan para pemimpin Cina dan Korea Selatan (Korsel). Pertemuan tersebut ia tujukan untuk menjelaskan alasan mengapa dirinya mengunjungi kuil perang kontroversial, Yasukuni, yang dilihat kritikus sebagai simbol atas agresi perang Tokyo.
‘’Berdialog dengan Cina dan Korea Selatan, sangat penting bagi perdamaian dan keamanan wilayah ini,’’ kata Abe seperti yang dikutip dari Reuters, Senin (6/1). Saat itu, ia tengah menghadiri konferensi pers seusai menyelesaikan kunjungan adat tahun baru ke sebuah kuil di Kota Ise, Jepang Tengah.
Abe mengatakan, untuk menjernihkan persoalan ini pihaknya menempuh apa yang telah menjadi standarisasi dalam KTT bersama negara-negara tetangga Asia timur laut lainnya. ‘’Saya ingin menjelaskan maksud yang sebenarnya atas kunjungan saya ke Yasukuni. Tidak ada pendekatan langsung yang dibuat untuk mengatur pertemuan ini. Tapi seperti biasa, pintu untuk berdialog selalu terbuka,’’ ujarnya.
Sebelumnya Abe mengunjungi kuil Yasukuni di Tokyo, pada Kamis (26/12). Sejarah menyebutkan, di dalam kuil tersebut para pemimpin Jepang dihukum sebagai penjahat perang dan diabadikan bersama degan korban tewas lainnya. Hal ini menimbulkan amarah China dan Korsel. Tak hanya itu kunjungan Abe itu pun mendorong keprihatinan pihak sekutu, yakni Amerika Serikat.
China dan Korea Selatan sangat sensitif terkait kunjungan Abe ke kuil Yasukuni, dengan melayani perdana menteri Jepang itu. Sementara, sejak 2006 Abe pun merupakan pemimpin pertama yang memberi penghormatan di kuil bersejarah itu.
Abe berharap, dirinya yakin mampu memberikan pengertian terhadap Beijing dan Seoul. ‘’Saya yakin, mampu memberikan pemahaman terhadap negara-negara tetangga tentang administrasi perdamaian ini, jika saya jelaskan secara menyeluruh,’’ imbuhnya.