Jumat 10 Jan 2014 21:17 WIB

Menteri Israel: Masjid Al Aqsha Milik Kami

Masjid Al Aqsha
Foto: EPA/Jim Hollander
Masjid Al Aqsha

REPUBLIKA.CO.ID, NAZARET -- Yayasan Wakaf Al Aqsha mengecam keras penyataan Menteri Ekonomi Israel, Naftali Benet, yang menyinggung usulan “Perjanjian Kerangka” terkait kota Al Quds. Yakni, usulan untuk memisahkan antara warga Yahudi dan Arab melalui pertukaran tanah.

Ketua partai berhaluan ekstrim Israel 'Rumah Yahudi' ini sebelumnya telah menegaskan,“Setelah ini kami tidak akan main-main dengan kata-kata 'batas tahun 1967'.''

''itu artinya adalah pembagian Al Quds, penyerahan Bukit Zaitun tempat di mana Menachem Begin dan rabi Eliazer Ben Yahuda dikuburkan, serta penyerahan bukit Haikal (nama yang digunakan orang-orang ‘Israel’ untuk menyebut masjid Al Aqsha) dan Kota Tua,'' katanya.

Yayasan Al Aqsha memperingatkan bahwa pernyataan Benet tersebut tidak hanya mewakili kelompoknya saja. Namun, merupakan kebijakan jelas yang ditempuh oleh institusi Zionis saat ini.

''Melalui kebijakan istitusinya tersebut, Zionis berusaha menguasai kota Al Quds dan tempat-tempat sucinya terutama adalah masjid Al Aqsha,'' sebut pernyataan Yayasan Wakaf Al Aqsha seperti dikutip Infopalestina.

Yayasan Al Aqsha menegaskan bahwa kota Al Quds akan tetap menjadi milik Islam, Arab dan Palestina meskipun penjajah Zionis meringkuk di tengahnya dan proyek-proyek yahudisasi terus terjadi di kota tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement