Ahad 12 Jan 2014 22:51 WIB

Venezuela Selidiki Korupsi di Kepolisian Terkait Meningkatnya Kejahatan

Rep: Gita Amanda / Red: Julkifli Marbun
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengaku 6.000 lebih pengikutnya dihapus secara misterius dari akun Twitter-nya (
Foto: Reuters
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengaku 6.000 lebih pengikutnya dihapus secara misterius dari akun Twitter-nya (

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS-- Pemerintah Venezuela mendesak kepolisian di negara tersebut untuk melaporkan korupsi di jajaran mereka. Hal ini dipicu oleh kejahatan dengan kekerasan yang kerap terjadi di negara tersebut.

Menteri Dalam Negeri Miguel Rodriguez, bahkan memberikan telepon pribadinya selama penyelidikan. Ia juga meminta polisi segera menemuinya untuk melaporkan korupsi yang terjadi.

"Polisi akan selalu mendapat superior, kami telah mempersiapkan hal itu. Tapi mereka juga akan mendapat beberapa hal buruk.

Laporkan mereka tanpa rasa takut karena mereka (korupsi) merongrong otoritas polisi untuk rakyat Venezuela," kata Rodriguez seperti dilansir Aljazirah, Ahad (12/1).

Menurutnya warga diminta segera memberikan informasi. Nanti pemerintah akan 'memenggal' kepala polisi bermoral superior tersebut.Venezuela merupakan salah satu negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia. Negara tersebut menduduki posisi kelima secara global.

Direktur Observatorium Kekerasan Roberto Briceno mengatakan, pembunuhan menjadi sesuatu yang umum dalam kehidupan sehari-hari di Venezuela. Kelompok nirlaba tersebut menghitung hampir 25 ribu orang dibunuh tahun lalu. Selain itu sebanyak 79 dari 100 ribu orang tewas tiap tahun di Venezuela.

Pihak berwenang hanya mampu memecahkan delapan dari 100 kasus pembunuhan di Venezuela.

Hal ini membuat penjahat semakin bersemangat mengubah negara di Amerika Selatan tersebut, jadi salah satu tempat paling berbahaya di dunia di luar zona perang.

Kasus pembunuhan terbaru terjadi pada mantan Miss Venezuela Monica Spear, yang tewas bersama mantan suaminya Henry Thomas Berry. Keduanya ditembak mati di jalan raya barat laut Venezuela, setelah keduanya melawan perampok yang menyerang mobil mereka.

Spear dan Berry ditembak didepan putri mereka yang berusia lima tahun.Pembunuhan tersebut mengikuti pola serangan yang kerap dilakukan larut malam. Penjahat umumnya membuat kendaraan mati dengan hambatan yang ditempatkan di jalan raya.

Tujuh orang, termasuk diantaranya seorang wanita dan dua remaja, telah ditangkap sehubungan dengan pembunuhan ganda. Pasangan tersebut dimakamkan pada Jumat (10/1), sementara putri mereka, Maya, dirawat oleh kakek neneknya.

Ratusan fans, kerabat, dan sesama seniman membentuk antrian panjang di pemakanam. Mereka memberikan penghormatan terakhir pada Spear dan pasangannya.

Dilansir dari BBC News, rabu (8/1) lalu Presiden Venezuela Nicholas Maduro bertemu dengan 23 gubernur dari negara bagian. Ia juga bertemu walikota dari kota-kota yang paling banyak tindak kejahatan.

Maduro mendesak semua politisi untuk mengesampingkan perbedaan dan bekerja sama mengakhiri kekerasan yang terus meningkat. Ia juga mengumumkan akan bertindak dengan 'tangan besi', dan mengatakan akan memberi hukuman berat pada pelaku kejahatan.

Pemimpin oposisi Venezuela dan mantan calon presiden Henrique Capriles juga bertemu dengan Maduro. Ini merupakan pertemuan pertama sejak pemilihan presiden yang dipersengketakan tahun lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement