Kamis 16 Jan 2014 08:26 WIB

Macet Parah Hindari Jalan Kebagusan Arah Ragunan Pejaten

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Nidia Zuraya
 Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat melintasi kawasan toko
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat melintasi kawasan toko "factory outlet" di Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (9/8). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Jakarta Selatan yang tinggal di sekitar kecamatan Lenteng Agung dan Jagakarsa dihimbau tidak melintasi Jalan Kebagusan menuju Pejaten. Pasalnya pagi ini, Kamis (16/1) tengah terjadi kemacetan sepanjang kurang lebih 5 kilometer di ruas jalan kebagusan. "Kebagusan satu jam tidak bergerak," kata Meutia Afikah salah seorang warga.

Meutia mengatakan dirinya tidak mengetahui persis penyebab kemacetan ini. Namun dia memperkirakan kemacetan terjadi karena volume kendaraan yang meningkat. Perlu diketahui, jalur Kebagusan menuju arah Pejaten merupakan jalur alternatif yang biasa digunakan warga di sekitar  Lenteng Agung dan Jagakarsa untuk menuju kawasan Pejaten, Buncit, Mampang, Senayan, hingga Kuningan.

Warga biasanya memilih jalur ini karena kemacetan di jalur utama Jalan Raya Lenteng Agung, Jalan Raya Pasar Minggu, dan Jalan Raya Pancoran. "Saya tidak melihat genangan air apalagi bajir. Karena banyak volume kendaraan saja jadi semrawut," ujarnya.

Meutia memperkirakan meningkatnya volume kendaraan di kawasan Kebagusan lantaran terjadi penutupan jalan dari arah Cilandak menuju kawasan Tanjung Barat dan Kebagusan. "Mungkin masih banjit depan gedung Nestle (Jl. TB Simatupang)," katanya.

Meutia menuturkan dia berangkat dari kawasan Lenteng Agung menuju Cipete. Dia yang menggunakan sepeda motor tidak bisa membayangkan bagaimana nasib pengguna mobil yang melintasi kawasan Jalan Raya Kebagusan menuju Pejaten. "Pengguna mobil pasti lebih parah macetnya," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement