REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH--Fatah meminta Hamas memberi ruang bagi otoritas tunggal dan menentukan sikap atas isu rekonsiliasi.
Kantor berita Maan melaporkan hingga saat ini Fatah masih menunggu respons resmi atas usulan rekonsiliasi dari pemimpin politik Hamas Khalid Meshaal dan Perdana Menteri Ismail Haniyeh.
Meshaal dan Haniyeh dikabarkan meminta waktu untuk berunding dengan elemen Hamas. Hamas juga menekankan Fatah untuk bersiap bertemu dengan mereka di Gaza untuk mengakhiri perpecahan begitu sikap resmi diputuskan.
Fatah mengatakan jika Hamas 'berbalik', pintu rekonsiliasi akan tertutup dan ini akan mengecewakan rakyat, dunia Arab dan internasional.
Ketegangan antara Hamas dan Fatah bermula usai pertempuran sepekan pada 2007 yang membuat Palestina terbagi dua, Hamas di Jalur Gaza dan Fatah di Tepi Barat.
Pada 2011 atas perantara Mesir, keduanya sempat membuat kesepakatan pembentukan pemerintah sementara sebelum pemilu ulang digelar. Namun kesepakatan itu belum diwujudkan hingga saat ini.