REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Cuaca buruk di Laut Jawa picu antrean kendaraan angkutan barang, di pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Hingga Jumat (17/1), ratusan truk angkutan barang masih tertahan di areal parkir terminal pemberangkatan penumpang di pelabuhan ini.
Baik truk angkutan barang yang sudah bermuatan maupun truk yang akan mengangkut muatan dari kapal. Karena lalu lintas pelayaran masih terhambat oleh cuaca buruk dan gelombang laut yang mencapai ketinggian 3 hingga 4 meter.
Dampaknya, sejumlah awak truk angkutan barang harus menginap di pelabuhan ini sambil menunggu kedatangan kapal barang tiba. Saipul (42 tahun) pengemudi truk asal Rembang mengaku sudah tiga hari terakhir terpaksa harus menginap di Pelabuhan Tanjung Emas.
Karena masih ada larangan pelayaran yang dikeluarkan syahbandar setempat maupun di kalimantan, akibat buruknya perairan Jawa. Sedianya harus mengangkut muatan kayu untuk dibawa ke Rembang. "Jadwalnya Selasa (14/1), harusnya sudah tiba. Kabarnya pelayaran masih dihentikan," jelasnya.
Samsul Hadi (47), awak truk angkutan sembako mengamini. Keterlambatan kedatangan berbagai kapal barang di pelabuhan ini.
Menurutnya, akibat tertahan dan harus menginap di pelabuhan Tanjung Emas, ia harus merugi Rp 120 ribu per hari. "Ya untuk makan dan berbagai keperluan lain selama menunggu," ungkap warga Bangsi, kabupaten Jepara ini.
Terpisah, awak angkutan lain, Edy Rusdiyanto (38), mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi ini. Ia harus menunggu muatannya dibongkar ke kapal untuk diangkut ke Kalimantan. Repotnya muatan tersebut mudah busuk.
"Sebab kalau mau pulang lagi ke garasi biaya yang ditanggung jadi bertambah, dan muatan tidak dapat dibongkar," tambahnya.
Sementara pihak KPLP Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, masih mengelurkan larangan berlayar untuk semua jenis kapal. Pertimbangannya akibat buruknya cuaca di sejumlah jalur pelayaran di kawasan Laut Jawa.
"Gelombang setinggi 4 meter sangat membahayakan bagi pelayaran," ujar Kabid Patroli dan Penjagaan KPLP Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Dwiyanto.