Sabtu 18 Jan 2014 03:24 WIB

Soekarwo: Surplus Beras Jatim 3,4 Juta Ton

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Djibril Muhammad
Gubernur Jawa Timur Soekarwo
Foto: lensaindonesia
Gubernur Jawa Timur Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo menyatakan, surplus beras Jatim sebanyak 3,4 juta ton untuk konsumsi nasional. Hal tersebut dilihat dari kemampuan petani yang menghasilkan 7,9 juta ton beras pertahunnya.           

"Kebutuhan beras masyarakat Jatim sebanyak 3,4 juta ton per tahun. Ada surplus 4,5 juta ton yang akan disumbangkan untuk konsumsi nasional," kata Soekarwo acara Parade Pangan Nusantara di Lapangan Rampal Malang, Jatim, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (17/1).

Selain beras, jagung Produksi di Jatim juga mengalami kelebihan. Dalam, kurun waktu satu tahun, petani jagung di Jatim mampu menghasilkan 6,2 Juta ton jagung. Sementara kebutuhan jagung masyarakat Jatim hanya 2,5 Juta ton, jadi ada sisa 3,7 Juta ton.

"Komoditi telur ayam juga berlebih. Bahkan telur ayam yang dikonsumsi masyarakat Indonesia 41 persennya berasal dari Jatim," ujarnya.

Meski demikian, dia mengakui kebutuhan kedelai di Jatim tak sebanding dengan kebutuhan masyarakat Jatim yang mencapai 420 ribu ton per tahun, sedangkan produksinya baru 366 ton per Tahun.           

Menurut dia, ke depan kami akan mengembangkan produksi kedelai di Tuban dan Bojonegoro dengan harapan mampu menghasilkan  470 ribu ton kedelai per tahunnya.

Dalam kesempatan tersebut, Soekarwo mengucapkan terima kasih kepada tentara nasional Indonesia (TNI) yang telah ikut berperan serta dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Ke depannya, kata Soekarwo, pemerintah provinsi (pemprov) Jatim akan menjalin kerja sama dengan TNI untuk lebih melakukan penguatan ketahanan pangan nasional.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Indonesia Suswono yang membuka Parade Pangan Nusantara memberikan apresiasi yang tinggi atas tekad dan keseriusan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam membantu mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Karenanya para kepala daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupten/ kota harus memanfaatkan keseriusan TNI ini untuk meningkatkan produksi pangan di daerahnya masing-masing.

"Tekad TNI bukan hanya omong kosong dan mereka sudah membuktikannya. Karena itu para kepala daerah bisa memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan produksi pangan daerahnya," ujarnya.

Tekad TNI itu menurut Suswono sudah diwujudkan dalam nota kesepahaman antara Menteri Pertanian dengan Panglima TNI mengenai kesiapan TNI untuk membantu peningkatan produksi pangan nasional.

"Jika ingin pengolahan lahan serentak, tanam serentak, juga panen serentak, jangan ragu-ragu jika ingin meminta bantuan TNI. Mereka siap membantu," tuturnya.

Panglima TNI Moeldoko menegaskan kembali tekad TNI untuk membantu peningkatan produksi pangan nasional.

"Kerja sama dengan berbagai pihak untuk kepentingan masyarakat Indonesia agar segera terealisasi. TNI ingin berbuat sesuatu untuk ketahanan dan kedaulatan pangan nasional," kata Panglima TNI Moeldoko.

Parade Pangan Nusantara yang digelar mulai Rabu (15/1) hingga Ahad (19/1) di Lapangan Rampal Kota Malang itu memamerkan berbagai produk unggulan dari berbagai daerah di Tanah Air serta sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sejumlah daerah serta perguruan tinggi yang ada di wilayah Malang raya.

Berbagai produk olahan dari bermacam-macam bahan baku, mulai singkong, ubi, buah-buahan hingga cokelat juga dipamerkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement