REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air banjir bandang yang menerjang wilayah Manado mulai berangsur surut. Sungai dan air yang menerjang perumahan mulai surut, terutama di Manado bagian selatan yang merupakan dataran tinggi.
Kepala Subbidang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara Christian Laotongan mengatakan kondisi terakhir kota Manado belum banyak perkembangan. Kondisinya masih memprihatinkan. Korban meninggal sebanyak 18 orang dan dua masih hilang.
"Aparat juga menjadi korban sehingga proses penyelamatan agak lamban. Air masuk ke rumah mereka hingga dua meter sehingga sebagian pulang ke rumah," ujar Christian saat dihubungi, Sabtu (18/1).
Namun, dia mengaku tetap mengupayakan yang terbaik bagi korban. Kendala lainnya adalah jumlah relawan yang tidak banyak, padahal area yang terkena dampak banjir sangat luas. Selain petugas dari BPBD, aparat desa juga turut diterjunkan membantu korban.
Cuaca di Manado saat ini baru saja diguyur hujan. Hujan kerap mengguyur beberapa saat kemudian berhenti dan turun kembali.
Jumlah pengungsian yang tercatat oleh BPBD adalah 10 ribu unit. Sebuah posko tanggap darurat juga baru saja didirikan.
"Saat ini kami fokus untuk kebutuhan makan pengungsi. Pencarian korban hilang juga tetap diupayakan oleh tim SAR," kata Christian.