REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi meluncurkan buku berjudul ‘Selalu Ada Pilihan’. Dalam buku tersebut terbagi menjadi empat bab atau lebih dari 800 halaman.
Presiden SBY pun sempat membocorkan sedikit isi bukunya pada saat peluncuran. “Saya ingin secara singkat memberikan ilustrasi kira-kira artikelnya apa saja,” katanya, Jumat malam (17/1).
Dalam bab 1: inilah negara kita saat ini. Dikatakan Presiden, di dalamnya bisa menjumpai artikel ringan dan cerita-cerita segar. Msalnya berjudul; politik di era demokrasi multipartai dan otonomi daerah; revolusi harapan dan tuntutan rakyat di era kebebasan; sekali merdeka, merdeka sekali; negara kita masih terbuka untuk perubahan dan penataan kembali, dst
Bab 2: asalkan tahu beginilah jadi presiden.Pada bab tersebut akan menjumpai artikel seperti ini: keseharian presiden dan ketika waktu menjadi amat mahal; tiada hari tanpa kritik dan kecaman; pers bisa sangat minir tetapi ada juga baiknya; keluarga dan teman pun jadi korban; mengapa presiden harus selalu mengalah; dan resep bisa bertahan harus tenang dan sangat sabar.
Bab 3: ingin jadi presiden, menangkan pemilihan mendatang. Di situ, artikel yang ditampilkan antara lain; banyak pilihan dan cara untuk kampanye; uang penting tetapi ingat rakyat tidak bisa dibeli; tidak cukup bermodalkan pencitraan; rakyat tidak suka capres yang menyerang lawan secara berlebihan; jauhi dan cegah kampanye hitam ‘black campaign’; jangan underestimate atau merendahkan lawan
Bab 4: semoga menjadi presiden yang sukses. Artikel yang dapat ditemukan antara lain; setelah terpilih jadi presiden, berhentilah berkampanye; pasca pemilu selalu berpikir untuk melakukan rekonsiliasi; pimpin rakyat secara adil meskipun tidak semua memilih anda; presiden harus punya visi, strategi, dan agenda; harus siap menghadapi politik yang aneh dan ganjil; politik juga tentang kompromi dan take and gift tanpa mengorbankan prinsip dasar; awas kekuasaan itu menggoda; pemimpin terkadang harus melawan arus; pemimpin memang harus tegas tapi tetap harus rasional; jangan suka menyalahkan presiden terdahulu dan presiden pengganti; yang penting tegar dan berupaya sekuat tenaga setelah itu berserahdirilah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.