REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Kemacetan jalur utama pantai utara (Pantura) Kabupaten Subang, Jawa Barat, semakin parah. Kendaraan berbagai jenis dari arah Jakarta menuju Cirebon mengular hingga 20 kilometer. Penyebab kemacetan ini, gara-gara jalan amblas di KM 128+400, Mandalawngi, Kecamatan Sukasari dengan genangan air di sebelah timur jembatan layang Pamanukan.
Hartono (48 tahun), salah seorang pengedara, mengaku, sejak Senin malam (20/1) kendaraannya terjebak macet di jalur pantura ini. Sampai Selasa sore, kendaraannya hanya bergerak puluhan meter saja. Lalu berhenti total. "Saya sudah kesal. Macetnya panjang banget," ujarnya, kepada ROL, Selasa (21/1).
Hartono, melintasi jalur Pantura Pamanukan ini dengan tujuan Cirebon. Seharusnya, bila arus lalu lintas normal, Jakarta-Cirebon bisa ditempuh selama lima jam. Tapi, saat ini Hartono harus terjebak macet lebih dari 24 jam.
Macet di pantura ini, lanjut dia, disebabkan dua hal. Pertama karena jalan amblas di Mandalawangi. Akibat jalan amblas ini, kendaraan dari arah Jakarta atau Cirebon harus menurunkan kecepatan. Bahkan, harus berhenti karena polisi memberlakukan buka tutup.
Setelah melewati jalan amblas, kemacetan kembali terjadi sebelum melintasi jembatan layang Pamanukan. Usut punya usut kemacetan ini, disebabkan kendaraan yang akan melintasi genangan banjir harus mengantre. "Macetnya bikin capek," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Subang AKBP Chicko Ardiwiatto, membenarkan kemacetan di jalur Pantura semakin parah. Apalagi, menjelas sore hari, kendaraan dari Jakarta menuju Cirebon semakin bertambah. Sehingga, antrean kendaraan mengular sampai 20 kilometer.
"Kami akan koordinasi lagi dengan Polres tetangga, supaya kendaraan dari Jakarta dialihkan menuju jalur tengah atau jalur selatan," ujarnya.
Penutupan arus lalu lintas, di pertigaan Cikopo atau KM 66 Tol Jakarta-Cikampek, perlu diintensifkan lagi. Mengingat, kendaraan yang masuk ke Pantura sudah sangat banyak. Apalagi, kendaraan yang terjebak macet ini mayoritas kendaraan besar.