REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semakin gencar menertibkan rekening liar.
Menurutnya, penertiban tersebut membuahkan hasil yakni pengembalian aset negara yang jumlahnya tidak sedikit dalam 10 tahun terakhir.
“Aset negara, sudah banyak yang kita tertibkan. Saya ingin makin ke depan, penertiban ini terus dilakukan dan pada saatnya nanti negara kita, negara yang kita cintai ini akan memiliki data yang valid menyangkut keuangan negara dan aset negara kita,” katanya dalam acara penandatanganan Komitmen Bersama Peningkatan Akuntabilitas Keuangan Negara di Gedung BPK, Jakarta, Rabu (22/1).
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, rekening yang ditertibkan mencapai 46.586 rekening. Setelah dipelajari, ada 9294 rekening yang ditutup dan saldonya diserahkan kepada kas negara berjumlah sekitar Rp 7.178 miliar dan lebih dari 11 juta dolar AS. Jika ditotal seluruhnya setara dengan Rp 8 triliun.
“Dengan demikian, kita tahu aset kita. Kita bisa yakin tidak ada penyimpangan atau penyalahgunaan dari aset keuangan negara itu,” katanya.