REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Gunung Marapi yang berada antara Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), terhitung 1 sampai 21 Januari 2014 telah mengalami sebanyak 166 kali peningkatan aktivitas.
Petugas Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi, Warseno, Rabu menyebutkan, sebanyak 166 kali aktivitas itu yakni, gempa tektonik jauh sebanyak 26 kali, gempa tektonik lokal 27 kali, gempa vulkanik A sebanyak 14 kali, gempa vulkanik B 28 kali, letusan sebanyak 47 kali, tornello dua kali, tremor enam kali dan hembusan empat kali.
Saat ini status Gunung Marapi yang berada antara Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam tersebut masih waspada level-II. Masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari pusat letusan atau kawah gunung.
Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanah Datar, Padangpariaman, dan Padang Panjang.
Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki gunung dari dalam maupun dari luar Sumbar.
Setiap pergantian tahun, gunung itu selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanah Datar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.