REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA BESAR -- Kapolres Sumbawa, AKBP Karsiman, menyebutkan 'HA' tersangka pelaku pembunuhan terhadap Nurul Hakiki (20) merupakan tersangka tunggal. Nurul Hakiki merupakan gadis yang jasadnya ditemukan di dalam karung dan teronggok di bawah Jembatan Kembar Saliperate, Desa Labuan, Badas, Nusa Tenggara Barat.
Kepastian HA tersangka tunggal berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah saksi dan barang bukti yang ditemukan di lapangan.
"Dari pemeriksaan saksi dan bukti ini, tidak ada yang mengarah kepada orang lain," kata Karsiman di Sumbawa Besar, Sabtu.
Tersangka HA (30) adalah kekasih korban. HA mengaku tindakannya dilakukan secara spontanitas. Hal tersebut terjadi karena adanya komunikasi yang tidak 'nyambung' sehingga memunculkan emosi berlebihan dan berakibat hilangnya nyawa Nurul Hakiki.
Tersangka ditangkap aparat kepolisian pada Rabu (22/1) setelah cukup lama menghilang. Dalam melakukan pencarian terhadap HA, ujar Karsiman, pihaknya didukung jajaran Polda NTB dan dibantu masyarakat termasuk keluarga korban.
Dalam kasus ini, aparat kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya handphone dan cincin korban serta sepeda motor milik tersangka yang digunakan untuk membuang jasad korban dan tali untuk menghabisi nyawa korban.
Kasus pembunuhan ini terungkap ketika Mursali (50), warga Tanjung Pasir Desa Labuan yang kesehariannya menjadi pemulung, menemukan sebuah karung mencurigakan. Dia menemukannya saat sedang mengais sampah di kolong Jembatan Kembar Saliperate pada Jumat (27/12) sekitar pukul 07.00 Wita.
Setelah karung dibuka, ternyata isinya adalah jenazah seorang bernama Nurul Hakiki. Gadis yang tinggal di Karang Padak, Desa Labuan, Badas.
Jasad putri seorang guru ngaji ini ditemukan dalam keadaan terbungkus di dalam karung. Tak sehelai benang pun menempel di tubuhnya, kecuali sebuah bra yang sudah terbalik.
Kakak korban, Masnah, mengatakan Nurul pamit keluar rumah sekitar pukul 19.00 Kamis (26/12) malam. Saat ditanya, Nurul beralasan akan pergi bersama temannya.
Biasanya Nurul tidak pernah keluar rumah dalam waktu yang lama, tapi malam itu sudah beberapa jam Nurul juga belum kembali. Apalagi ketika dihubungi sekitar pukul 21.00 Wita, handphone Nurul tidak aktif.
Akhirnya muncul kekhawatiran yang memaksa keluarga melakukan pencarian hingga Nurul ditemukan esok paginya, namun sudah menjadi mayat.