Ahad 26 Jan 2014 20:34 WIB

Mesir Akan Tetap Bergejolak

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Julkifli Marbun
  Sebuah bom mobil menghantam markas polisi Mesir di pusat kota Kairo, Mesir, Jumat (24/1).    (AP/Khalil Hamra)
Sebuah bom mobil menghantam markas polisi Mesir di pusat kota Kairo, Mesir, Jumat (24/1). (AP/Khalil Hamra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rentetan kekerasan di negara Mesir masih terus terjadi. Terakhir, kerusuhan dengan aparat keamanan menelan 29 korban tewas dan 170 korban luka-luka ketika peringatan tiga tahun revolusi Mesir di Kairo digelar.

Bahkan, dalam kerusuhan ini 725 orang lainnya ditangkap oleh aparat keamanan. Siti Mutiah, dosen senior kajian Timur Tengah UGM, menilai negara Mesir akan tetap kembali bergejolak meskipun nantinya digelar pemilu.

"Mesir akan terjebak dalam kekerasan yang berkelanjutan, yang diawali dengan penurunan mantan Presiden Mohamed Morsi yang terpilih secara demokrasi namun digulingkan oleh militer," katanya, Minggu (26/1).

Menurutnya, penggulingan presiden Morsi tersebut tidaklah sah sehingga akan terus terjadi aksi kekerasan menuntut perubahan. Lanjutnya, kondisi negara Mesir akan semakin memburuk apabila para pemimpin saat ini tidak memberikan perubahan yang berarti kepada rakyatnya.