REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya bencana yang terjadi akhir-akhir ini di Tanah Air, termasuk gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter di Kabupaten Kabumen, Jawa Tengah, Sabtu (25/1), dijelaskan Sekeretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam sebagai ujian bagi warga untuk menghadapinya, bukan saling menyalahkan.
“Kita turut prihatin, selain Gunung Sinabung, banjir, dan beberapa bencana alam menjadi ujian kita untuk menghadapinya bersama. Bukan saling salahkan,” kata Seskab Dipo Alam melalui akun twitter pribadinya @dipoalam49, yang diunggahnya Ahad (26/1), dikutip dari setkab.go.id.
Seskab mengingatkan masyarakat, agar tetap berpikir rasional melihat banyaknya bencana yang terjadi di Tanah Air akhir-akhir ini, bukannya berpikir ala paranormal yang mengaitkannya dengan masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mulai 2004 dan kelak purna bakti 2014,
"Banyak bencana. Kalau mau berpikir rasional, bukan ala paranormal, bencana-bencana belakangan disebabkan oleh pergerakan lempeng-lempeng tektonik di cincin api Pasifik,” ujar Dipo sembari menambahkan, sekitar 90% gempa bumi terjadi di sepanjang cincin api Pasifik itu,termasuk di sekitar Nusantara kita yang vulkanis.
Seskab mengaku, ia bukan Geolog atau Vulkanolog seperti Mbah Rono (Dr. Surono, ahli kegempaan, red), bukan ahlinya soal bencana alam, tapi ia mau berpikir rasional, bukan ala paranormal. Ia mengingatkan, negara-negara lain juga menghadapi bencana alam.
Menurutnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun sadar, agama juga mengajarkan pemikiran rasional dengan keimanan, bukan pikir paranormal. Tentu kita percaya Tuhan Yang Mengatur berputarnya bumi dalam alam semesta ini.
Karena itulah, lanjut Dipo Alam, Tuhan memerintahkan kita MEMBACA untuk BERILMU. “Setelah BERILMU, kita diharapkan MENGAMALKANNYA kepada mereka yang membutuhkan pertolongan karena tertimpa bencana, tidak cukup dengan mulut menyalahkan,” tutur Dipo dalam akun tiwitter pribadinya.