Senin 27 Jan 2014 08:15 WIB

Snowden: Saya Masih Hidup

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Karta Raharja Ucu
Edward Snowden
Foto: AP PHOTO
Edward Snowden

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Edward Snowden mengklaim para pejabat Amerika Serikat ingin membunuhnya karena membocorkan dokumen-dokumen rahasia tentang koleksi catatan telepon dan emaik milik National Security Agency (NSA) AS.

Pernyataan itu disampaikan mantan staf NSA itu kepada televisi Jerman, Ahad (26/1). Itu adalah wawancara televisi pertama Snowden.

Snowden mengaku percaya NSA juga telah menyadap pejabat Pemerintah Jerman dan Kanselir Angela Merkel. Pria berkacamata ini merasa tak bisa tidur nyenyak karena telah membocorkan rahasia negara.

"Aku masih hidup, namun tak bisa tidur nyenyak setelah melakukan semua ini. Namun ini adalah hal paling tepat yang telah kulakukan," ujar Snowden, dilansir dari Reuters, Senin (27/1).

Wawancara enam jam yang ditayangkan dalam 40 menit itu dilakukan di Moskow Suite Hotel. Snowden berkata, pejabat Amerika mengatakan senang jika bisa menembakan peluru ke kepalanya atau meracuninya ketika keluar dari supermarket, termasuk menyaksikannya mati di kamar mandi.

"Apa yang bisa kukatakan adalah Angela Merkel juga dipantau oleh NSA. Sangat tidak mungkin hanya Merkel saja yang mereka tonton, melainkan juga penasihat, pekabat pemerintah, menteri, kepala industri, hingga pejabat pemerintah lokal (di Jerman)," ujar Snowden.

Bahkan, jika ada informasi tentang Siemens (salah satu industri andalan Jerman) yang bermanfaat bagi kepentingan nasional AS, meski itu tidak ada hubungannya dengan keamanan nasional, maka NSA menurut Snowden akan tetap mencuri tahu informasinya.

Pertanyaan tentang Pemerintah AS memata-matai warga sipil dan pejabat asing sejumlah negara memanas sejak Juni lalu. Semua itu dibocorkan Snowden dengan menguraikan koleksi catatan telepon dan email milik NSA.

Snowden diberikan suaka di Rusia pada musim panas lalu setelah melarikan diri dari AS. Di negaranya, pria ini dinilai telah membocorkan informasi tentang praktik spionase dan pengawasan pemerintah dunia oleh AS.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement