REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta Kementerian Pekerjaan Umum memprioritaskan upaya penanggulangan banjir di wilayahnya.
"Saya sudah sampaikan secara langsung permasalahan banjir di Kota Bekasi kepada Menteri PU Djoko Kirmanto di kantornya hari ini," katanya di Bekasi, Senin.
Menurut dia, persoalan banjir yang terjadi di Kota Bekasi setiap tahunnya dipicu oleh persoalan daerah aliaran sungai (DAS) dari Kali Cikeas dan Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, yang bergabung di Kali Bekasi.
"Debitnya bisa sampai di Bekasi dalam enam sampai tujuh jam dari Gunung Geulis Bogor," katanya.
Menurutnya, banjir akibat luapan Kali Bekasi tidak hanya merendam ribuan rumah warga di sepanjang bantarannya, tapi juga pusat perbelanjaan.
"Pada banjir 2013 lalu, pusat pertokoan Mega Bekasi Hypermal mengalami kerugian miliaran rupiah akibat kebanjiran," katanya.
Menurut dia, banjir juga menyebabkan erosi pada sejumlah lahan bantaran yang mengakibatkan belasan rumah warga di Kelurahan Telukpucung, Bekasi Utara, hanyut.
Dalam pertemuan itu, Rahmat meminta Kementerian Umum bisa memprioritaskan penanggulangan persoalan banjir di wilayahnya.
"Yang terpenting kita butuh pembuangan air ke Banjir Kanal Timur (BKT) milik Pemprov DKI Jakarta," katanya.
Dia menyakini, upaya tersebut dapat mengentaskan banjir di empat kecamatan setempat yang dilintasi Kali Bekasi, yakni Kecamatan Pondokmelati, Bekasi Barat, Jatiasih, dan Pondokgede.
"Sodetanya kita buat di Kelurahan Bintara Bekasi Barat menuju BKT," katanya.