REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sejumlah warga menolak keberadaan pabrik produsen pakan ayam di kawasan permukiman rumah penduduk Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, karena menimbulkan polusi udara atau bau tak sedap.
"Bentuk penolakan ini kami lakukan dengan cara melarang kendaraan pengangkut bulu dan bangkai ayam masuk ke pabrik yang sudah kami lakukan sejak Minggu (26/1)," kata tokoh masyarakat Kelurahan Sukamentri, Encas (55) di Garut, Senin.
Ia menuturkan aksi menghadang kendaraan angkutan bahan baku pakan ayam itu sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap pabrik yang telah mengganggu aktivitas warga dengan timbulnya bau busuk. Kendaraan yang dihadang warga itu, kata dia, diminta tidak melanjutkan tujuan ke pabrik, dan diminta pulang membawa kembali bahan baku pakan ayam tersebut.
"Pabrik sekarang tidak beroperasi karena sudah didesak warga, dan akan terus kita awasi, takutnya terus beroperasi," kata Encas.
Ia mengemukakan, pabrik milik perusahaan asing itu sudah lama menimbulkan polusi udara dan bau tidak sedap dirasakan warga Kecamatan Garutkota, Tarogongkidul, dan Kecamatan Banyuresmi. Bau tidak sedap itu, kata dia, dirasakan warga sepanjang hari ketika sedang berlangsung proses penggilingan bulu ayam untuk dijadikan pakan ternak.
"Setiap hari, pagi dan malam selalu menimbulkan bau busuk dari pabrik," katanya.
Ia berharap pemerintah daerah segera melakukan tindakan agar keberadaan pabrik itu tidak mengganggu aktivitas atau kesehatan masyarakat yang terkena bau dari pabrik tersebut.
"Kami harap cabut izinnya dan menutup pabrik tersebut, karena warga sudah terganggu," kata Encas.