Sabtu 01 Feb 2014 16:37 WIB

LAZ Berupaya Menjadi yang Tercepat

Kantor Lembaga Zakat PKPU di Jakarta.
Foto: Dok Republika
Kantor Lembaga Zakat PKPU di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

LAZ berlomba-lomba menjadi yang terdepan memberikan bantuan bagi para korban bencana.

Korban bencana alam tak bisa menunggu lama. Derita yang mereka alami membutuhkan respons cepat, tepat, dan efektif. Prinsip ini pula yang melandasi program bantuan korban bencana sejumlah lembaga filantropi Islam, di antaranya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Care for Humanity.

Vice President Humanity Network Department ACT, Muhammad Insan Nurrohman mengatakan, bencana merupakan persoalan laten yang memiliki daur ulangnya, sehingga penanganan bencana pun dilakukan. “Bahkan, sebelum terjadi bencana,” kata dia.

Pihaknya, kata dia, melakukan latihan siaga bagi relawan yang membantu korban bencana alam saat evakuasi. Secara umum, bantuan yang diberikan ketika bencana ialah yang bersfiat memenuhi kebutuhan darurat seperti evakuasi pengungsi, posko pengungsi dan logistik.

Sedangkan pascabencana, ungkap dia,  ACT menggulirkan Program Earlier Recovery. Bantuan pascabencana dilakukan ACT dengan memberikan bantuan pendidikan sekolah, renovasi rumah, dan modal usaha untuk membangkitkan ekonomi mereka.

Dia menyebutkan, anggaran dana bencana ACT merupakan donasi masyarakat yang kontinu. Tidak ada jumlah yang pasti dana yang digelontorkan karena bantuan kemanusiaan bagi korban bencana tidak dapat berhenti sampai mereka pindah dari pengungsian.

General Manajer Pendayagunaan PKPU, Erwin Setiawan, mengatakan, kegiatan evakuasi dilakukan untuk menyelematkan nyawa manusia saat terjadi bencana.

Sedangkan kegiatan non-rescue biasanya terkait dengan program rehabilitasi kelanjutan tanggap darurat berupa pelayanan kesehatan, pemulihan trauma, dan program sosial ekonomi.

Erwin menjelaskan, dalam membantu korban bencana alam, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan juga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Dalam aksi tanggap darurat pihaknya membantu evakuasi ke posko pengungsian, menyediakan dapur air bersih dan air hangat khusus ibu dan balita yang sedang menyusui. Tak ketinggalan juga penyediaan toilet umum.

Bagi lansia dan ibu hamil, PKPU juga menyediakan serambi nyaman, yaitu tempat istirahat.  Langkah ini seperti yang ditempuh untuk korban Sinabung dan Manado. Khusus Sinabung, pihaknya sukses mendapatkan tangki air jumbo untuk penampungan air bersih.

Selain evakuasi, kata dia, pihaknya menyediakan posko kesehatan dengan tenaga medis dan obat-obatan yang cukup untuk pertolongan pertama. Mereka juga memiliki relawan dokter dan perawat yang selalu siap  sedia membantu di posko kesehatan.

Soal pemulihan trauma, ujar dia, PKPU merekrut relawan  guna memulihkan psikologi anak-anak korban bencana. Sedangkan program sosial ekonomi, PKPU memberikan pelatihan wirausaha. Seperti di Sinabung, ada pelatihan membuat kue kering dan pijat refleksi.

Dia menyebutkan, PKPU menganggarkan dana bencana sebesar Rp 2 miliar untuk 2014. Pihaknya pun menerima donasi bagi para donator yang ingin menyumbangkan dananya bagi korban bencana alam. Pihaknya menargetkan bisa menjangkau korban bencana alam lebih luas lagi.

PKPU, kata dia, memiliki Kampung Tangguh dan Sekolah Siaga Bencana. Mereka berharap setiap kampung rawan bencana memiliki satu alarm agar saat terjadi bencana mereka telah siap siaga secara mandiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement