REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Operation Head Depo Pertamina Ampenan, Agus Sentanu menyatakan, pihaknya tengah melakukan pengecekan terkait laporan masyarakat yang menyebut telah terjadi pencemaran solar di Pantai Ampenan, pesisir Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang diduga bocor dari pipa minyak.
"Kalau pemeriksaan sarpas selalu kita lakukan, barusan setelah mendapat laporan ini kami sudah cek, tetapi tidak ada penetesan sebab jika ada penetesan pasti akan masuk ke saluran penampung," kata Agus.
Pihak Pertamina juga langsung mengecek titik kebocoran namun petugas tidak menemukan lokasi kebocoran pipa. Selain mengecek ke pantai, petugas juga menumpahkan cairan dispersan yang berfungsi untuk mengikat minyak.
"Kami belum bisa memastikan dimana titik kebocorannya, kita perlu melakukan pengecekan lebih detail lagi," kata Agus.
Sebelumnya Kepala Lingkungan Melayu Bangsal Muhammad Nur di Mataram, Sabtu, menyatakan, hal ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya setiap angin kencang dan ombak besar, bau solar yang diduga bocor dari pipa di Depo Pertamina semakin keras tercium.
"Beberapa hari lalu juga begini baunya, tetapi setelah kita cek ke Pertamina, katanya, pipa minyak punya PLN yang bocor," kata Nur.
Menurut dia, selain terdapat tumpahan solar yang mencemari Pantai Ampenan, bau solar yang menyengat tercium hingga ke dalam rumah-rumah warga yang bermukim di sekitar pantai.
Akibatnya, dua balita dan warga yang berada dekat dengan bibir pantai pun terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya yang lebih aman. Mereka mengeluh terganggu pernafasannya karena bau solar yang menyengat.
Tidak hanya warga, para pedagang yang biasanya berjualan makanan di sekitar pantai pun enggan menggelar dagangannya. Mereka khawatir, makanannya terkena racun dari tumpahan solar yang mencemari Pantai Ampenan.
Warga berharap, tumpahan solar ini bisa segera ditangani pihak Pertamina ataupun PLN. Sebab bau solar yang menyengat dikhawatirkan akan semakin mengganggu kesehatan warga di sekitar pantai, terutama anak-anak dan balita.