Ahad 09 Feb 2014 22:02 WIB

BMKG: Kabut Asap Riau Belum Mengarah Malaysia

Petugas BMKG berkoordinasi memantau pusat titik gempa Simeulue melalui layar monitor di kantor BMKG, Jakarta, Rabu (11/4).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petugas BMKG berkoordinasi memantau pusat titik gempa Simeulue melalui layar monitor di kantor BMKG, Jakarta, Rabu (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan kabut asap yang terjadi di Riau belum mengarah atau belum sampai ke negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

"Pergerakan angin masih dari Utara sampai Selatan sehingga tidak mengarah ke negara-negara tetangga itu," kata Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Ibnu Amiruddin di Pekanbaru, Minggu.

Kecepatan pergerakan angin juga masih normal yakni 6 sampai 9 kilometer per jam sehingga cenderung berputar di sekitar daratan Riau saja.

Untuk sampai ke Malaysia atau Singapura, demikian Ibnu, membutuhkan arah yang konsisten dan kecepatan pergerakan angin yang lebih kencang.

"Kemudian kondisi kabut asap saat ini juga belum begitu parah sehingga belum berdampak ke negara-negara tetangga," katanya.

Kabut asap yang merupakan dampak dari peristiwa kebakaran lahan atau hutan di Riau telah terjadi sejak beberapa pekan terakhir.

Untuk mengantisipasi dampak yang lebih parah, Pemerintah Daerah Provinsi Riau melakukan gerakan siaga darurat yang melibatkan seluruh unsur masyarakat dan pemerintah serta TNI/Polri.

"Ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak kabut asap yang begitu luas hingga ke Malaysia dan Singapura seperti tahun sebelumnya," kata Penjabat Gubernur Riau, Djohermansyah Djohan.

Pada pertengahan 2013, kabut asap di Riau sempat mencemari udara di Malaysia dan Singapura.

Penyebabnya menurut data Dinas Kehutanan Riau, adalah terbakarnya lahan seluas ratusan ribu haktere milik perusahaan perkebunan nasional dan bahkan parusahaan asing asal Malaysia dan Singapura.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement