REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Puluhan tanggul sungai yang membentang di sejumlah lokasi di Kabupaten Indramayu, saat ini dalam kondisi kritis dan rawan jebol. Jika tidak segera diperbaiki, maka jebolnya tanggul sungai akan menjadi ancaman bagi warga.
Berdasarkan data dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (PSDA Tamben) Kabupaten Indramayu, tanggul yang kritis dan rawan jebol berjumlah sekitar 50 titik. Dari jumlah tersebut, beberapa diantaranya masuk dalam kategori kerusakan berat dan mendesak untuk dilakukan perbaikan segera.
"Untuk beberapa tanggul sungai yang rawan jebol, kami sedang melakukan perbaikan secara darurat," kata Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (PSDA Tamben) Kabupaten Indramayu, Suwenda Asmita, akhir pekan lalu.
Adapun sejumlah tanggul sungai yang rawan jebol dan sedang dilakukan perbaikan darurat, di antaranya tanggul sungai Plawad Desa Bugel Kecamatan Patrol, serta tanggul sungai di Blok Bangkir Pulo dan Blok Nikong Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener. Perbaikan darurat itu menggunakan karung-karung berisi pasir untuk menahan tanggul agar tidak jebol.
Suwenda menambahkan, perbaikan tanggul-tanggul sungai yang kritis itu merupakan tanggung jawab balai besar wilayah sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung. Dia menyatakan, sudah mengajukan perbaikan tanggul-tanggul tersebut ke BBWS Cimanuk Cisanggarung.
"Kami berharap segera ada perbaikan secara permanen," jelas Suwenda.
Suwenda mengungkapkan, Pemkab Indramayu mengalami hambatan biaya untuk melakukan perbaikan tanggul. Dia menyebutkan, anggaran perbaikan tanggul yang dialokasikan melalui dana APBD 2014 hanya sebesar Rp 500 juta. "Karena itu, kami hanya bisa melakukan perbaikan tanggul secara darurat," ujarnya.
Sementara itu, hujan yang masih sering turun dengan intensitas yang cukup tinggi dalam sepekan terakhir, membuat debit air di sejumlah sungai di Kabupaten Indramayu, naik. Seperti misalnya debit sungai Cimanuk yang mengalir di tiga lokasi, yakni di Blok Bangkir Pulo, Tambakmas dan Ningkong Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener.
Naiknya debit air sungai itu membuat kondisi tanggul yang kritis semakin tergerus dan hanya tinggal menunggu waktu untuk jebol. Warga yang tinggal di sekitarnya pun menjadi ketakutan. Mereka takut tanggul sewaktu-waktu akan jebol dan menerjang rumah mereka.