REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Amerika Serikat dan Korea Selatan berencana menggelar latihan militer bersama mulai 24 Februari hingga 18 April mendatang. Latihan melibatkan ribuan pasukan tentara dari kedua negara tersebut digelar meski sebelumnya mendapat kecaman dari Korea Utara.
Dalam latihan tersebut AS dilaporkan bakal menerjunkan dua tim secara bertahap. Yang pertama adalah tim KeyResolve, terdiri dari 5.200 tentara AS, yang akan ikut dalam latihan hingga enam Maret. Foal Eagle, terdiri dari sekitar 7.500 pasukan, kemudian akan melanjutkan latihan itu hingga 18 April.
Militer AS, seperti dikutip CNN, Senin (10/2), menyatakan latihan bersama tersebut menggabungkan kekuatan darat, udara, angkatan laut, ekspedisi, serta operasi khusus. Latihan ini digelar untuk melatih pasukan Korsel dalam merespons setiap peristiwa yang terjadi di semenanjung Korea.
Agenda latihan bersama itu berdekatan dengan rencana Korut dan Korsel untuk menggelar reuni keluarga yang terpisah sejak Perang Korea pada 1950. Korut pun sempat bereaksi keras terkait rencana latihan itu dengan mendesak Korsel untuk membatalkannya.
Mereka mengancam akan mempertimbangkan kembali rencana reuni keluarga kedua negara Korea yang rencananya akan digelar antara 20-25 Februari mendatang.
Tidak hanya reuni keluarga Korut dan Korsel yang terkena dampak. Menurut pejabat Departemen Luar Negeri AS, Korut juga membatalkan undangan utusan AS untuk Korut dalam pembahasan warga negaranya, Kenneth Bae, yang ditahan di Korut untuk kedua kalinya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, mengaku kecewa dibatalkannya kunjungan Duta Besar Robert King ke Korut. Ia juga menegaskan tidak akan menggunakan Kenneth Bae sebagai politik tawar-menawar antarkedua negara tersebut.