REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai pengganti Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komjen Polisi Oegroseno akan dihadapkan pada tugas dan tantangan yang lebih berat menjelang Pemilu 2014.
"Akan lebih berat dibandingkan dengan era sebelumnya, selain harus membantu Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengawal Pemilu 2014 secara profesional dan independen, Wakapolri baru juga harus mengawal masa transisi kepemimpinan Polri. Bagaimanapun dengan terpilihnya presiden baru tentu akan terjadi juga pergantian di pucuk pimpinan Polri," kata Neta di Jakarta, Rabu (12/2).
Untuk itu, Neta mengimbau Wakapolri pengganti Oegroseno agar merupakan sosok yang bisa diterima semua pihak, baik internal maupun eksternal Polri agar proses transisi di Polri berjalan lancar. Dia menyebutkan setidaknya ada lima tugas berat Polri ke depan yang harus menjadi perhatian pengganti Wakapolri Oegroseno, di antaranya mengamankan Pileg dan Pilpres 2014, memberantas terorisme, membasmi jaringan narkoba, menghentikan kejahatan bersenjata api dan mengatasi kemacetan lalu lintas di kota kota besar yang kian parah.
Selain itu, dia menambahkan Wakapolri yang baru harus mampu membantu tugas-tugas Kapolri, terutama menyangkut pengembangan internal Polri, antara lain melakukan pangawasan maksimal di internal Polri, pengembangan manajemen organisasi Polri, menata sistem kaderisasi Polri, menjaga Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) dari berbagai intervensi dan memimpin rapat-rapat perencanaan dalam proyek-proyek pengadaan di Polri agar bebas dari mafia proyek.
"Tugas berat ini tentunya harus didukung dengan semangat anti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) agar Polri semakin profesional," katanya. Dia menilai keenam jenderal itu berpengalaman menjadi kapolda dan mempunyai prestasi masing-masing.