Jumat 14 Feb 2014 08:08 WIB

Balada Si Belang, Si Botak dan Si Buta (2-habis)

Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

Oleh: Afriza Hanifa

Namun, ujian Allah belumlah berakhir. Allah ingin melihat siapakah hamba-Nya yang benar-benar bersyukur.

Malaikat yang dahulu diutus kepada mereka bertiga pun turun kembali ke Bumi. Namun, kali ini sang malaikat mengubah wujudnya sebagaimana rupa ketiganya di masa lalu.

Didatangilah si belang di lembahnya yang dipenuhi unta-unta nan gemuk. Sang malaikat mengubah wujudnya menjadi seorang yang terkena sopak hingga kulitnya belang-belang menjijikkan, rupa yang sama pernah diderita si belang sebelum Allah menyembuhkannya.

Sang malaikat berpura-pura menjadi musafir yang kehabisan biaya kemudian meminta bantuan si belang barang seekor unta untuk meneruskan perjalanannya.

Namun, si belang lupa atas rahmat Allah kepadanya. Ia enggan memberikan bantuan meski secuil. Sang malaikat pun kemudian mengingatkannya. Namun, si belang masih dalam kesombongannya. “Tidak, aku mendapat harta ini karena warisan nenek moyangku,” katanya.

Melihat kesombongan si belang, malaikat pun berseru, "jika kau berdusta. Semoga Allah mengembalikanmu pada konsisi yang dulu," kata malaikat.

Kemudian, datanglah sang malaikat ke lembah penuh sapi milik si botak. Kali ini, ia pun mengubah wujudnya menjadi seorang pria botak yang menyedihkan dan membutuhkan pertolongan. Kondisinya sama persis seperti si botak sebelum dianugerahi rahmat Allah berupa kesembuhan dan kekayaan.

Tak berbeda jauh dengan si belang, si botak pun menolak memberikan bantuan. Ia bersikap angkuh dan melupakan segala rahmat Allah terhadapnya. Malaikat pun mengingatkan kondisi si botak beberapa waktu silam.

Tak berubah pikiran, si botak tetap dalam kesombongannya dan enggan memberikan bantuan. “Jika kau berdusta, semoga Allah mengembalikanmu pada konsisi yang dulu,” seru malaikat.

Tibalah giliran si buta. Malaikat mendatanginya dengan wujud pengembara buta nan miskin. Kondisinya menyedihkan, sama persis seperti kondisi si buta beberapa waktu lalu sebelum Allah memberikan rahmat kepadanya. Pertanyaan serupa malaikat lontarkan pula kepada si buta.

 

Ia lalu berkata kepada sang malaikat yang berubah wujud itu, “Dahulu aku pun buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka, ambillah apa yang kau butuhkan dan tinggalkan apa yang tidak kau inginkan. Demi Allah, aku tidak akan membebanimu untuk mengembalikan sesuatu yang kau ambil karena Allah Mahaagung dan Mulia,” ujar si buta rendah hati.

Malaikat pun takjub dengan sikap si buta. Ia pun membongkar penyamarannya dan mengungkap misinya. “Peliharalah kekayaanmu ini karena sebenarnya kau tengah diuji. Kau telah diridai Tuhan, sementara kedua temanmu (si belang dan si botak) telah dimurkai Allah,” ujar malaikat.

Dari kisah tersebut, begitu banyak hikmah yang dapat dipetik. Salah satunya, yakni syukur nikmat. Betapa banyak nikmat Allah yang diberikan kepada kita, namun sering kali kita melupakannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement