Jumat 14 Feb 2014 16:54 WIB

Ahok Semprot Guru yang Mengadu, Ini Alasannya

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkap alasan membentak guru honorer yang mengadu padanya. Menurut Ahok, guru honorer yang bernama Eva itu ngeyel sehingga membuatnya naik pitam. 

"Saya sudah tampung kok aduan dia. Tapi kenapa saya marah? Karena saya sudah kasih penjelasan dia tidak mau terima. Ya sudah gue semprot saja," kata pria kelahiran 1966 tersebut, Jumat (14/2). 

Saat menjelaskan hal tersebut pada wartawan, Ahok tampak masih sangat kesal. Dengan gaya bicaranya yang menggebu-gebu, dia pun bercerita panjang lebar mengenai awal masalah ini.

Menurut Ahok, dia sudah berusaha meladeni warga yang mengadu tersebut. Meski pun apa yang diadukan itu bukan berada di wilayah kekuasannya. Melainkan kewenangan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara.

Guru honorer yang bernama Eva itu, ujar Ahok, mengadu karena tak lolos seleksi CPNS. Dia pun menuding pemerintah berbuat curang. Sebab, teman di sampingnya saat ujian CPNS bisa lulus. Padahal orang tersebut mengerjakan tes sambil makan. Sementara, dia yang bersungguh-sungguh mengerjakan soal justru tidak lulus.

"Saya bilang ke dia, anak saya yang kedua pun cuek belajarnya. Tapi gurunya bilang nilainya bagus. Saya sampai tanya ke gurunya, ini anak nipu saya atau tidak," kata Ahok.

Menurutnya, jika memang mencium ada indikasi kecurangan, harusnya Eva mengadukan sejak awal. Jangan, ketika tidak lulus baru mengadu. "Kenapa baru sekarang ngadu? Lu kalau lulus juga diam saja," ujar dia dengan nada tinggi. 

Ahok berkata, salah satu staf pribadinya pun tidak lulus seleksi CPNS. Namun, dia tidak menyalahkan pemerintah. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement