REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Belum pulihnya pemerintahan di Mesir, membuat pelayanan dan jaminan kesehatan di negeri itu menurun. Dalam sebuah rilis yang dikirimkan Departemen Kesehatan Mesir disebutkan kasus pengidap virus flu babi atau H1N1 di Negeri Piramida bertambah.
Seperti dilansir, media ternama di Ibu Kota Kairo, Al-Masry Al-Youm, Sabtu (15/2) dikabarkan, korban tewas diduga akibat virus flu babi bertambah 52 orang, sejak Desember 2013. ''Empat pasien baru tewas pada Jumat (13/2),'' demikian dikatakan Departemen Kesehatan di Mesir, seperti dilansir, Egypt Independent, Sabtu (15/2).
Angka terinfeksi H1N1 di negeri itu mencapai 424 orang, dengan 182 di antaranya terkonfirmasi sebagai tersangka. Sementara catatan nasional menunjukkan angka kecurigaan terinfeksi mencapai 873 kasus.
Jumlah tersebut, menurut Departemen Kesehatan Mesir, menjadikan Negeri Piramida itu sebagai negara nomor satu untuk penularan flu babi. Dari seluruh kasus terinfeksi H1N1 seluruh dunia, 80 persen di antanya berada di Mesir.
Selebihnya, dibagi rata-rata untuk Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan Cina. Departemen Kesehatan Mesir mengingatkan, agar semua pengidap influenza di negeri itu, melaporkan diri ke rumah sakit untuk ditelisik kesehatannya.
H1N1 adalah salah satu virus baru yang mematikan. Seperti virus-virus dari penyeberangan bakteri hewan ke sistem pernafasan manusia. Flu babi, muncul ketika transisi musim.Beberapa kasus H1N1 menyasar sistem peredaran darah manusia, dengan ciri-ciri umum penderita mengalami panas tinggi dengan sakit tenggorokan akibat batuk perkepanjangan.