REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT-- Perdana Menteri Lebanon, Tammam Salam, akhirnya mengumumkan kabinet barunya pada Sabtu (15/2). Kabinet yang terdiri dari 24 anggota ini, terbentuk setelah 10 bulan kebuntuan.
Salam mengumumkan kabinet barunya tersebut di istana presiden. Kabinet Persatuan Nasional berisi anggota dari koalisi yang didukung Barat dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran.
"Ini adalah kabinet dengan formula terbaik untuk Libanon, dalam menghadapi tantangan politik, keamanan, ekonomi dan sosial. Kabinet dibentuk dengan semangat pertemuan, bukan divisi," ujar Salam.
Salam menambahkan, kabinet bertujuan untuk memperkuat keamanan nasional dan melawan segala jenis terorisme. Selain itu, kabinet dibentuk untuk menghadapi masalah sosial hampir satu juta pengungsi Suriah yang melarikan diri ke Libanon.
Perang sipil di Suriah tak hanya berimbas pada tajamnya penambahan penduduk di Lebanon. Perang juga membuat warga Lebanon terbagi, ada kelompok yang mendukung oposisi Suriah ada pula yang mendukung pemerintah.
Syiah Lebanon mendukung pemerintah Presiden Bashar Al-Assad. Sementara Sunni mendukung pemberontak yang ingin menyingkirkan Assad.
Bentrokan antara kelompok pro dan anti Assad telah membunuh puluhan warga Lebanon selama beberapa bulan terakhir. Gelombang bom mobil juga telah merenggut puluhan nyawa.
Salam berharap pemerintahan baru akan memungkinkan Lebanon menggelar pemilihan presiden, sebelum mandat Presiden Michel Suleiman berakhir pada Mei. Menurutnya, ia telah mengulurkan tangannya ke semua pemimpin dan berharap kebijaksanaan para pemimpin dapat mencapai tujuan tersebut.
"Saya meminta mereka semua bersama-sama membuat konsesi untuk kepentingan proyek nasional kita," kata Salam.